BACA JUGA:Wacana Sulap Pasar Ampera Jadi Mall di Bengkulu Selatan Sulit Terealisasi, Ini Penjelasan PUPR
Menurut Kades, Pemdes dan warga setempat bukan tidak memiliki inisiatif atau perhatian terhadap jembatan perbaikan jembatan tersebut.
Bahkan, meskipun tidak mendapatkan perhatian khusus Pemprov Bengkulu.
Namun, Pemdes sudah berulang kali melakukan perbaikan secara gotong royong dengan masyarakat.
Hanya saja, karena perbaikan sifatnya hanya seadanya, maka tidak bertahan lama dan jembatan kembali rusak.
Hal ini disebabkan bahan hanya semi permanen.
Belum lagi, setiap hari kendaraan mobil dengan muatan berat melintas dijembatan tersebut.
Sebab, jalan dan jembatan ini merupakan akses satu-satunya pertani mengeluarkan hasil pertanian.
"Kalau perbaikan sistem gotong royong terus dilakukan, tapi tidak bertahan lama. Makanya, kami mohon ada bantuan dari Pemprov Bengkulu," pintanya.
BACA JUGA:Dapat Laporan Ada Jalan Rusak, Ini yang Dilakukan Bupati BS ke PUPR
Akibat jembatan yang sudah rusak parah, aktivitas masyarakat Desa Cinto Mandi dan Telaga Dalam Kecamatan Pino Raya jadi terhambat.
Terpisah, Kadis PUPR BS Ir. H. Teddy Setiawan, ST, MM, M.Si mengaku, jembatan tersebut merupakan tanggung jawab dari Pemprov Bengkulu.
Pemkab BS telah memiliki wilayah perbaikan masing-masing.
Sehingga, tidak ada hak Pemkab BS untuk mengambil alih perbaikan infrastruktur yang menjadi tanggung jawab provinsi.
"Itu jadi tanggung jawab provinsi, kita (Pemkab BS, red) tidak ada hak. Tapi, tetap akan koordinasi karena ini wilayahnya di Bengkulu Selatan," demikian Teddy. ***