KORANRADARKAUR.ID - Desa Wisata Batu Raja Rejang di Kabupaten Bengkulu Utara (BU). Merupakan salah satu Desa Wisata terbaik di Provinsi Bengkulu
Desa Wisata Batu Raja Rejang ini tepatnya berada di Kecamatan Hulu Palik Kabupaten BU Provinsi Bengkulu. Jarak desa wisata ini dengan Kota Bengkulu adalah ±50 Kilometer (Km) dengan waktu tempuh 2 jam menggunakan kendaraan bermotor.
Selain dikenal dengan nama Batu Raja Rejang desa wisata ini juga dikenal dengan nama Lemo Nakai. Untuk diketahui, Lemo nakai yang dalam bahasa Indonesia berarti lima aliran.
Itu terdiri dari nakai ukep, nakai jeniak, nakai kotok, nakai keing dan nakai keting batu badak. Di dalam lima aliran sungai ini terdapat air terjun, danau dan masih banyak lagi yang belum di jelajahi.
Ada banyak destinasi wisata di Desa Wisata Batu Raja Rejang atau Lemo Nakai ini. Meliputi 8 titik air terjun, 6 titik Bunga Raflesia Arnoldi dan 3 titik bunga bangkai.
Destinasi wisata di Lemo Nakai juga meliputi luas area hutan desa. Hutan ini dijadikan sebagai hutan wisata dan hutan edukasi. Belum lagi ada destinasi danau yang indah untuk memukau pengunjungnya.
Kerja Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lemo Nakai, Ari Saputra menjelaskan, bahwa pihaknya memiliki visi terciptanya Lemo Nakai sebagai destinasi pariwisata utama indonesia. Destinasi ini dicanangkan bernuansa harmoni alam untuk kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA:Sejarah Desa Wisata Rama Agung, Pusat Wisata Religi Provinsi Bengkulu
“Kami berharap Lemo Nakai sebagai destinasi favorit di Indonesia. Khususnya bagi warga di Bengkulu Utara,” ujar ari melansir radarutara.bacakoran.co, Kamis 26 September 2024.
Ari menjelaskan, misi pengembangan destinasi wisata Lemo Nakai adalah mengembangkan pariwisata yang berbasis pada karakter lokal dan alam.
Serta minat khusus yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Ari berharap semua pihak terkait mendukung pengembangan destinasi wisata Lemo Nakai.
Dukungan dari para pihak dari berbagai sektor ini agar usaha-usaha yang dikembangkan masyarakat dapat tetap berjalan.
Kemudian juga dukungan agar kelestarian hutan terjaga. Begitupun diharapkan dukungan agar pengelolaan area wisata kerja.
Terutama untuk pemanfaatan jasa lingkungan (wisata alam). Serta dukungan pemenuhan infrastruktur sarana prasarana pendukung wisata alam. Seperti akses jalan menuju lokasi, instalasi air dan sarana pendukung lainnya.