KORANRADARKAUR.ID - Pada akhir September 1965, Indonesia dikejutkan oleh serangkaian peristiwa yang dikenal sebagai Kudeta PKI (Partai Komunis Indonesia), yang mengancam kestabilan nasional dan membawa dampak signifikan di beberapa wilayah, termasuk Sumatera Selatan, Lampung, dan Bengkulu.
Dikutip dari sindonews.com kudeta ini merupakan bagian dari upaya PKI untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan mengambil alih kekuasaan di Indonesia.
Di Sumatera Selatan, kudeta dimulai dengan upaya PKI untuk menguasai daerah strategis dan meraih dukungan massa. PKI berusaha memperluas pengaruhnya dengan memobilisasi simpatisan dan menyebarkan propaganda komunis.
Pada 30 September 1965, kudeta PKI di Jakarta menjadi sinyal bagi kelompok-kelompok komunis di Sumatera Selatan untuk mempercepat aksi mereka. Terjadi bentrokan antara anggota PKI dan pasukan militer yang setia kepada pemerintah.
Meskipun PKI berhasil menguasai beberapa daerah untuk sementara waktu, mereka akhirnya dihadapkan pada perlawanan keras dari tentara dan kelompok anti-komunis.
BACA JUGA:Kiai Desa dengan Aura Keramat dan Pengaruh Besar Terhadap PKI
BACA JUGA:Harus Diketahui, Inilah Organisasi Berperan Bubarkan PKI di Indonesia
Di Lampung, situasi serupa terjadi. PKI berupaya memanfaatkan kekacauan di Jakarta untuk melakukan manuver serupa di provinsi ini. Pada awal Oktober 1965, terdapat laporan bahwa PKI mencoba mengkonsolidasi kekuatan dengan cara menyebar propaganda dan berusaha merekrut anggota baru.
Namun, tindakan ini segera dihadapi oleh gerakan anti-komunis yang dipimpin oleh militer. Bentrokan sporadis antara kedua belah pihak berlangsung di beberapa kota utama di Lampung, seperti Bandar Lampung dan Metro. PKI akhirnya tidak mampu menguasai daerah ini secara permanen dan terpaksa mundur menghadapi perlawanan.
Bengkulu, yang juga menjadi salah satu lokasi strategis dalam kudeta ini, menyaksikan aktivitas PKI yang serupa. Dalam upaya untuk memperluas pengaruhnya, PKI mencoba mengerahkan kekuatan di wilayah ini.
Seperti di daerah lain, pasukan militer di Bengkulu berhasil menahan dan menggagalkan upaya kudeta PKI. Penggunaan kekuatan militer yang efektif dan terorganisir memastikan bahwa PKI tidak dapat mempertahankan kontrol mereka di Bengkulu.
Secara keseluruhan, kudeta PKI di Sumatera Selatan, Lampung, dan Bengkulu menunjukkan ketegangan yang meluas dalam percakapan politik Indonesia saat itu. Meskipun PKI berhasil menguasai beberapa wilayah untuk sementara waktu, perlawanan kuat dari militer dan kelompok anti-komunis di berbagai daerah akhirnya menekan ambisi PKI.
Peristiwa ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia yang menggambarkan konflik ideologis dan politik yang intens pada masa itu.*