Banyak pihak yang melihat bahwa penggunaan simbol agama dalam konteks kekerasan merupakan bentuk paradoks yang tidak konsisten dengan nilai-nilai dasar agama.
Beberapa kritik menilai bahwa tindakan eksekusi, apapun alasannya, bertentangan dengan ajaran agama tentang hak hidup dan martabat manusia.
BACA JUGA:Termasuk “Darah Muda”, Berikut Ini Lagu-Lagu yang Dikaitkan dengan PKI
Penggunaan syahadat sebagai bagian dari eksekusi juga dianggap sebagai bentuk manipulasi religius yang bertujuan untuk membenarkan tindakan kekerasan yang seharusnya tidak dilakukan.
Chambali meninggal beberapa tahun setelah periode penumpasan PKI, dan jejaknya dalam sejarah tetap menjadi bahan perdebatan.
Kisahnya mencerminkan bagaimana keyakinan religius dan kekuasaan militer dapat bertemu dalam situasi konflik, serta bagaimana tindakan tersebut dipandang dalam konteks moral dan etika.
Sosok Chambali menjadi simbol dari kompleksitas dan kontradiksi yang sering terjadi dalam sejarah politik dan agama di Indonesia.