KORANRADARKAUR.ID – Pulau Kemaro, sebuah pulau kecil di tengah Sungai Musi, Palembang Sumatera Selatan.
Kini Pulau Kemaro telah mengalami transformasi yang mencerminkan perubahan besar dalam sejarah dan budaya Indonesia.
Dari yang awalnya dikenal sebagai lokasi kamp tahanan anggota PKI pada masa pascakudeta 1965.
Kini pulau ini telah berkembang menjadi destinasi wisata religi yang menarik.
BACA JUGA:Pelepah Pendek vs Pelepah Panjang, Simak Perbedaan 2 Jenis Bibit Kelapa Sawit Ini
BACA JUGA:Pemilik Kendaraan Bermotor Wajib Tahu! Ini Singkatan di STNK Beserta Artinya
Pada era Orde Baru, Pulau Kemaro dikenal sebagai tempat penahanan bagi anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September (G30S) dan jatuhnya Presiden Soekarno, pemerintah militer yang baru berkuasa melakukan penangkapan besar-besaran terhadap anggota PKI dan mereka yang diduga terlibat.
Pulau Kemaro menjadi salah satu lokasi untuk menahan mereka dalam kondisi yang keras.
Penahanan di pulau ini dikenal sebagai bagian dari upaya untuk menumpas pengaruh PKI dan memastikan keamanan nasional dalam periode ketidakpastian politik.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan kepemimpinan. Pulau Kemaro mengalami transformasi signifikan.
Pada awal 2000-an, pulau ini mulai dikenal dengan wajah barunya sebagai tempat wisata religi.
Salah satu daya tarik utama adalah Klenteng Hok Tjiang, sebuah kuil yang didirikan pada abad ke-16 oleh komunitas Tionghoa di Palembang.
Kuil ini, yang memiliki arsitektur tradisional yang khas.
Sehingga telah menjadi pusat ziarah bagi banyak orang, terutama selama perayaan Imlek dan Cap Go Meh.