MAJE - Baru beberapa hari dialiri air irigasi Balai Benih Utama Padi (BBUP), lahan sawah seluas 2 hektare (Ha) di Desa Suku Tiga Kecamatan Nasal kembali kekeringan, Selasa 3 September 2024.
Musim kemarau berkepanjangan telah menyebabkan air irigasi di BBUP Nasal mengering.
Sehingga menyebabkan beberapa lawan sawah diarea setempat kekurangan air.
Janan (45) penjaga rumah BBUP Nasal mengatakan, mengeringnya air irigasi telah menyebabkan lahan pertanian menjadi kering dan retak.
BACA JUGA:Seleksi PPPK 2024 di Bengkulu Selatan Belum Jelas, Bupati Gusnan Yakin Tetap Digelar
Banyak lahan sawah dan perkebunan petani tidak dapat terairi dengan baik.
Sehingga menyebabkan tanaman padi dan tanaman pangan lainnya berpotensi tidak tumbuh dengan optimal.
Bahkan, beberapa tanaman padi daunnya sudah menguning.
"Kalau kondisi air irigasi begini tentu akan mengancam keoptimalan ketahanan pangan di area BBUP Nasal. Sehingga hasil panen diprediksi akan menurun drastis. Tentunya kondisi ini akan memicu kerugian ekonomi dan kekurangan bahan pangan nantinya," ujarnya.
BACA JUGA:Wacana Sulap Pasar Ampera Jadi Mall di Bengkulu Selatan Sulit Terealisasi, Ini Penjelasan PUPR
Lanjutnya, untuk mengatasi masalah ini, solusi yang harus diambil.
Pertama, perlu ada peningkatan efisiensi sistem irigasi dengan menerapkan teknologi pengairan yang lebih hemat air, seperti irigasi tetes.
Kedua, penyimpanan air dalam waduk atau kolam penampungan dapat membantu menyediakan cadangan air selama masa kemarau.
"Solusinya untuk mengatasi kekeringan ini ya cuma dengan dua cara itu. Disinilah pentingnya kehadiran pemerintah," ujarnya.
BACA JUGA:Pertamax Resmi Turun Harga Menjadi Rp 13.550 per Liter, Hampir Sama Harga Eceran