Ritual ini tidak hanya sekedar memandikan jasad dan memakaikan baju baru, ritual ini betapa pentingnya hubungan antar anggota keluarga bagi masyarakat Toraja, terutama bagi sanak saudara yang telah meninggal dunia.
Walaupun saat ini ritual tersebut sudah jarang untuk dilakukan, tetapi beberapa daerah seperti Desa Pangala dan Baruppu masih rutin melaksanakan ritual tersebut setiap tahunnya.
BACA JUGA:7 Jenis Mobil Koleksi Milik Prabowo Subianto, Intip di Sini Jenis dan Nilainya
BACA JUGA:Kekuasaan Hindia Belanda Runtuh, Inilah Penyebabnya!
2. Suku Mentawai - Meruncingkan Gigi
Setiap wanita pasti memiliki standar kecantikannya sendiri. Bagi wanita Suku Mentawai, kecantikan dapat diukur dari gigi yang runcing.
Salah satu cara penduduk Suku Mentawai mempertahankan tradisi yang sudah ada sejak lama adalah dengan melakukan tradisi kerik gigi.
Tradisi ini sebenarnya bermakna mengendalikan diri dari enam sifat buruk manusia yang sudah ada sejak lama yaitu hawa nafsu (Kama), tamak (Lobha), marah (Krodha), mabuk (Mada), iri hati (Matsarya) dan bingung (Moha).
Penduduk Suku Mentawai percaya bahwa wanita dengan gigi runcing seperti hiu memiliki nilai lebih, dari pada wanita yang memiliki gigi biasa.
wanita Suku Mentawaimelaku kan tradisi tersebut, meskipun mereka harus menahan rasa sakit yang luar biasa selama proses peruncingan gigi.
Selain itu, alat yang digunakan terbuat dari besi atau kayu yang telah diasah hingga tajam.
Proses ritual ini tentunya akan menyakitkan, maka dari itu sebelum proses, biasanya wanita Suku Mentawai mengigit pisang hijau. Proses kerik gigi dilakukan oleh ketua adat.
3. Suku Dayak - Berburu Kepala Manusia
Salah satu tradisi paling mengerikan yang dimiliki oleh suku Dayak di Kalimantan adalah ngayau atau kayau.
Pada masa lalu, kelompok yang masih memuja dewa melakukan Ngayau atau tradisi berburu kepala manusia.
Masyarakat Suku Dayak percaya bahwa memenggal kepala orang adalah cara untuk menunjukkan keberanian dan kemenangan.