KORANRADARKAUR.ID – Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki ciri khas dan tradisi tersendiri, termasuk dalam hal menghormati dan mengenang orang yang sudah meninggal.
Beberapa suku tersebut yang masih membudayakan tradisi orang meninggal. Diantaranya Ma’nene di Tana Toraja, Tiwah dan Tradisi Potong Jari.
Jika dilihat, mungkin tradisi ini kelihatan aneh dan menakutkan, bahkan mengerikan bagi orang luar. Namun bagi masyarakat ini, tradisi tersebut memiliki makna dan tujuan yang mendalam.
Selain itu, ada juga upacara kematian. Upacara ini masih sering dilakukan bagi banyak orang. Pada umumnya, upacara kematian dilakukan dengan cara dikubur, namun ternyata ada sejumlah daerah-daerah di Indonesia yang memiliki sejumlah tradisi yang berbeda dari upacara kematian umumnya.
Beberapa tradisi upcara kematian dengan cara yang berbeda yakni, Rambu Solo Toraja Selatan, Brobosan Jawa Timur, Ngaben Bali, Saur Matua Sumatera Utara, Trunyan Bali dan masih banyak lagi.
Selain upacara kematian, berikut adalah beberapa tradisi unik suku di Indonesia yang berkaitan dengan orang yang sudah meninggal.
BACA JUGA:MEMBANGGAKAN! Porwanas 2024 Kontingen Bengkulu Sabet Medali Perak Lari 5.000 M
BACA JUGA:Atasi Kenakalan Remaja, Ini Langkah Pemdes Muara Dua
1. Ma’nene di Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Ma’nene adalah tradisi mengganti pakaian dan mendandani jenazah yang dilakukan oleh masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan.
Suku ini percaya bahwa roh orang yang meninggal tidak pernah meninggalkan keluarga, melainkan tetap berada di rumah atau di liang lahat.
Oleh karena itu, suku ini merawat jenazah dengan baik dan menganggapnya sebagai bagian dari keluarga. Ma’nene biasanya dilakukan setelah panen besar pada bulan Agustus, September, atau Oktober, setahun sekali atau setiap tiga tahun sekali.
2. Tiwah di Kalimantan Tengah
Tiwah adalah ritual pemakaman khusus yang dilakukan oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah. Ritual ini bertujuan untuk menyempurnakan kematian dan mengantarkan roh orang yang meninggal ke alam baka.
Tiwah biasanya dilakukan beberapa bulan atau tahun setelah kematian, tergantung dari kemampuan keluarga untuk mengumpulkan biaya dan persiapan. Jenazah yang sebelumnya dikubur sementara akan diambil dan dibakar di tempat yang disebut sandung.