BENGKULU - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Provinsi Bengkulu mengingatkan, agar masyarakat Bengkulu tak terlibat judi online.
Karena banyak ragam bahaya di dalam permainan judi di internet ini. Diingatkan, kecanduan judi online membawa pengaruh buruk bagi seluruh sisi kehidupan.
"Dampak buruk judi online yang pertama tentunya sisi finansial. Orang yang kecanduan judi online akan mengalami kerugian finansial, kemudian berlanjut pada gangguan ekonomi keluarga dan bahkan terlilit pinjaman online juga," kata Kepala OJK Provinsi Bengkulu Ayu Laksmi Syntia Dewi, Selasa 21 Agustus 2024.
Lanjutnya, permainan judi online tersebut berpengaruh pada kesehatan mental. Mengakibatkan stres dan kecemasan, depresi, gangguan tidur, serta perasaan malu dan bersalah.
"Juga membahayakan kehidupan sosial, menyebabkan tindak kriminal, putus sekolah atau bekerja, rusaknya hubungan sosial, pengucilan, maraknya penipuan, gangguan terhadap anak dan remaja," katanya.
BACA JUGA:Cegah TPPO dan TPPM, Simak Langkah Kemenkum HAM Bengkulu
BACA JUGA:Operasi Mantap Praja Nala Dimulai, Ini Personel Gabungan Diturunkan
Ayu mengatakan, pengaruh buruk kecanduan judi online juga membahayakan kesehatan fisik.
Pemenuhan ekonomi keluarga terganggu, mental terganggu yang kemudian akan memberikan dampak langsung pada masalah kesehatan serta gaya hidup tidak sehat para pecandu.
Empat sektor yang terdampak yakni, finansial, kesehatan mental, sosial dan kesehatan fisik. Itu bagai rantai, terhubung satu sama lain menggerus kehidupan pecandu.
"Kami tentu tidak tinggal diam. Bersama pihak terkait terus menindak yang terlibat judi online, seperti mengawasi dan memblokir rekening pelaku maupun penyedia judi online. Bersama Kementerian Kominfo memblokir situs judi online, dan mendukung penegak hukum menindak judi online ini," tegasnya.
Menurut dia, Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Menyebutkan, dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan OJK berwenang memerintahkan bank untuk melakukan pemblokiran rekening tertentu.
"Per Agustus 2024 upaya OJK yang telah dilakukan, antara lain memerintahkan bank untuk memblokir lebih dari 6.000 rekening yang diindikasikan terkait dengan transaksi judi online. Meminta bank melakukan blokir atas nasabah yang terindikasi terkait transaksi judi online dan melaporkan transaksi tersebut sebagai transaksi keuangan mencurigakan kepada PPATK," ujar Kepala OJK Perwakilan Bengkulu.
Tambahnya, ketika terbukti nasabah melakukan pelanggaran berat terkait judi online. Perbankan dapat membatasi bahkan menghilangkan akses nasabah tersebut untuk melakukan pembukaan rekening di bank (blacklisting).