HPSN, Simak Pesan Disparprov Bengkulu
KARMAWANTO--
BENGKULU - Bangsa Indonesia memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Rabu 21 Februari 2024. Pada momen ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Karmawanto, M.Pd berharap, agar masyarakat Provinsi Bengkulu tidak membuang sampah secara sembarangan. Khususnya membuangnya di kawasan wisata.
"Sampah yang berserakan tentu akan membuat kesan kurang bagus dan sedap dipandang mata. Ketika ini terjadi di tempat-tempat wisata, tentu akan menghilangkan keindahannya. Bahkan, ketika orang yang melihatnya dari luar daerah bahkan luar negeri bisa memperburuk citra Bengkulu," ungkap Karmawanto, Rabu 21 Februari 2024.
Dirinya berharap, agar masyarakat Bengkulu khususnya yang berada di dekat destinasi wisata dapat berlaku bijak dalam mengelola sampah. Selain tidak membuangnya secara sembarangan, hendaknya memisahkan sampah organik dan non argonik. Ketika ini telah dilakukan, Karmawanto yakin objek wisata yang ada di Bumi Rafflesia akan menjadi tempat wisata yang hijau lagi bersih.
"Mari sama-sama kita wujudkan lingkungan objek wisata di Provinsi Bengkulu yang bersih dan hijau. Caranya dengan bijak mengelola sampah," ajak Kadis Pariwisata Bengkulu.
BACA JUGA:Kecewa Dengan PPK Kinal, Ini Upaya Caleg Partai Golkar
BACA JUGA:Terapkan P5, Perhatikan yang Dilakukan MTsN 1 Kaur
Agar diketahui, HPSN diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia (RI). Sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan kesadaran dan peran aktif dalam mengelola sampah secara nasional.
Inisiatif ini muncul setelah kejadian longsornya tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat, 21 Februari 2005.
Saat itu terjadi tragedi yang diakibat sampah yang menggunung. Gunungan sampah setinggi 60 meter dengan panjang 200 meter longsor. Peristiwa naas ini dipicu ledakan gas metana yang dilepaskan tumpukan sampah tersebut.
Dampak tragedi ini, Kampung Cilimus dan Kampung Pojok yang berjarak sekitar 1 km dari TPA Leuwigajah tertimbun. Akibatnya, terjadi korban jiwa hingga 157 orang.
BACA JUGA:Atasi Kemiskinan, 2 Pihak di Desa Ini Harus Aktif
BACA JUGA:Wujudkan Desa Terang, Begini Langkah Pemdes Tanjung Besar
Kejadian tersebut menyentuh hati dan memicu keinginan agar masyarakat menyadari pentingnya mengurangi jumlah sampah serta memilahnya dengan baik sesuai jenisnya, sebagai langkah preventif.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun berharap HPSN dapat menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa masalah sampah harus menjadi perhatian utama, didukung oleh sejumlah upaya penanganan dan pengelolaan sampah.