Pahlawan Perempuan Memperjuangkan Hak Perempuan Bidang Kesehatan, Inilah Sosoknya

Kenal lebih dekat dengan Maria Walanda Maramis.-Sumber foto: koranradarkaur.id-

Maria juga turut serta dalam memperjuangkan hak perempuan dalam beragai artikel Tjahaja Siang.

Dalam karyanya, dia menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan, termasuk mereka yang bercita-cita untuk menjadi dokter, bidan, perawat, dan profesi lain. Karena itu, dia percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam keluarga. 

Selain itu, dia percaya bahwa perempuan yang sehat akan melahirkan generasi yang sehat secara fisik dan mental dan mereka juga akan mampu menjaga keluarga bersama suami.

BACA JUGA:Diculik Sebelum Menikah, Inilah Tradisi Pernikahan Unik Suku - Suku di Indonesia

Akhirnya, Maria mendirikan organisasi yang berfokus pada masalah-masalah tersebut. Organisasi ini diberi nama Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT), yang merupakan simbol cinta ibu terhadap anak-anaknya. 

Organisasi ini didirikan dengan dukungan keluarga dan suami. Banyak hal yang dipelajari oleh perempuan dari PIKAT. seperti mengasuh bayi, menjahit, memasak dan berbagai kerajinan tangan. 

Kesehatan menjadi salah satu faktor yang diajarkan saat mengerjakan tugas rumah tangga. Perempuan dapat menggunakan pengetahuan ini untuk memasak dengan mempertimbangkan nutrisi, kebersihan dan rasa yang enak dan nikmat untuk disantap bersama keluarga.

Maria juga mendukung kepentingan politik wanita. Perjuangan dimulai ketika Minahasa Raad yang merupakan sebuah badan perwakilan, didirikan pada tahun 1919. 

BACA JUGA:5 Buku Tentang Tokoh Pahlawan, Perjuangan Tidak Kenal Lelah Demi Tanah Air Tercinta

Anggotanya hanya terdiri dari laki-laki dan kaum mereka yang memiliki hak untuk memilih.

Namun, Maria Walanda Maramis berusaha untuk agar perempuan juga memilih wakil-wakil yang akan duduk di badan perwakilan tersebut.

Semuanya ternyata membutuhkan perjuangan yang panjang. 

Pada tahun 1921, usaha Maria Walanda Maramis baru berhasil. Saat itu, Batavia membuat keputusan yang memperbolehkan perempuan untuk memberikan suara dalam pemilihan anggota Minahasa Raad.

Pada 22 April 1924, Maria Walanda Maramis meninggal dunia di Rumah Sakit Manado. Dia dimakamkan di Maumbi. Saat-saat terakhir sebelum dia pergi, Maria sempat meninggalkan pesan. 

Dia meminta suami dan teman-temannya untuk mempertahankan dan melanjutkan PIKAT. Oleh karena itu, suami dan teman-temannya berjanji untuk melanjutkan dan memelihara PIKAT dan sekolahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan