Sahabat Rasulullah Tegaskan Harta Suap Haram, Ini Orangnya

ILUSTRASI: Abdullah bin Rawahah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang menolak tegas praktik suap.--

RADAR KAUR - Melansir laman nu.or.id, Senin (27/11). Terkisah salah satu sahabat Rasulullah SAW dari kalangan Anshar Madinah, Abdullah bin Rawahah. Dia adalah seorang penyair handal yang mampu merangkai kata-kata nan indah, Nabi Muhammad SAW pun sangat menyukai hal tersebut. 

Semenjak masuk  Islam, dia membaktikan kemampuan bersyairnya untuk kejayaan Islam.  Abdullah bin Rawahah berbaiat kepada Nabi Muhammad SAW saat Baiat Aqabah Pertama (Ula). Kala itu dirinya bersama 12 orang Madinah datang ke Makkah secara sembunyi-sembunyi. Ini agar tidak diketahui kafir Quraisy. Mereka kemudian menyatakan diri untuk menerima ajaran Islam. Merekalah yang kemudian hari menjadi pendakwah Islam pertama di Madinah.

Seiring dengan berjalannya waktu, Islam berkembang pesat di Madinah. Terlebih setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke sana. Abdullah bin Rawahah menjadi salah satu sahabat kepercayaan Rasulullah SAW. Dia ditugaskan untuk melakukan banyak hal. Salah satunya adalah untuk mengecek harta benda masyarakat Khaibar untuk keperluan penarikan jizyah. 

Merujuk buku Akhlak Rasul menurut Al-Bukhari dan Muslim (Abdul Mun’im al-Hasyimi, 2018). Suatu ketika Nabi Muhammad SAW menugaskan Abdullah bin Rawahah datang ke wilayah Khaibar. Tujuannya untuk menaksir jumlah kurma yang dimiliki masyarakat sana. Pengecekan itu dimaksudkan untuk keperluan penetapan jumlah jizyah (pajak bagi penduduk non-Muslim). 

Sesuai dengan perintah Nabi Muhammad SAW. Abdullah bin Rawahah memeriksa jumlah kurma yang masih menggantung di atas pohon di Khaibar. Namun tidak disangka-sangka, penduduk Khaibar –yang notabennya etnis Yahudi- mengumpulkan perhiasannya dan menemui Abdullah bin Rawahah. 

Penduduk Khaibar menyerahkan perhiasannya itu kepada Abdullah bin Rawahah dengan harapan utusan Nabi itu mengurangi taksirannya dan memberikan keringanan dalam hal jizyah. Abdullah bin Rahawah dengan tegas langsung menolak suap yang ditawarkan penduduk Khaibar itu. Dia menegaskan, harta suap adalah harta haram. Oleh karena itu, dia tidak mau mengambilnya barang sedikitpun.  

“Harta sogokan (risyhwah) yang kalian tawarkan kepadaku adalah harta haram. Kami tidak akan memakannya,” tegas Abdullah bin Rawahah. 

Setelah penolakan itu, masyarakat Khaibar berpendapat kalau sikap tegas Abdillah bin Rawahah itulah yang menyebabkan bumi dan langit masih tegak. 

Itulah sepenggal kisah tentang sahabat Rasulullah SAW yang bernama Abdullah bin Rawahah. Semoga kisah ini memberikan inspirasi bagi pembaca setia Radar Kaur. Wassalam. (*/yie)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan