Omset Turun 50 Persen, Pedagang Kuliner Keluhkan Sembako Mahal
Sembako--
KAUR TENGAH - Naiknya harga kebutuhan pokok, selama beberapa waktu terakhir. Mulai dikeluhkan oleh pedagang kuliner di Kecamatan Kaur Tengah. Seperti harga beli cabai yang kini bahkan menembus angka Rp 100 ribu. Ini membuat terjadimya penurunan omset hingga 50 persen, dibanding sebelum meroketnya harga sembako.
Cecep Efendi (32) warga Desa Padang Hangat, pedagang bakso keliling mengatakan, penurunan omset penjualan. Bukan lantaran berkurangnya konsumen. Namun lantaran membengkaknya modal jualan. Hal tersebut telah terjadi selama dua bulan terakhir.
"Konsumen tetap ada dan tak kurang. Cuma modalnya saja yang membengkak. Kita ambil contoh. Dulu cabai rawit bisa dibeli seharga Rp 60 ribu. Kini harganya Rp 120 ribu lebih," ungkapnya pada RKa, Kamis (23/11).
Ia juga mengatakan, kenaikan harga tak hanya pada komoditi cabai jenis rawit. Kebutuhan lain yang usahanya seperti sayur-sayuran, bihun, serta saus kecap juga mengalami kenaikan harga beli. Hal tersebut membuat keuntungan yang didapat kian tipis.
"Kalau mau naikkan harga jual. Kalau saya, nominal kenaikan hanya diangka Rp 2 ribu. Nanti kalau kemahalan juga gak ada yang mau beli," pungkasnya.
Hal yang sama diakui Jackson (54) pemilik rumah makan di Kelurahan Tanjung Iman masih disatu kecamatan. Ditengah meroketnya harga kebutuhan pokok. Meski tak menaikkan harga jual makanan hasil produksi. Mensiasatinya, dilakukan sedikit pengurangan porsi pada kuliner yang dijual.
"Misalnya, satu ekor ikan ukuran sedang, itu selama ini dibagi dua, sekarang dibagi tiga. Seperti itulah supaya kami pedagang kecil ini bisa dapat sedikit untung," ungkapnya. (yie)