Sentot Alibasyah Adalah Panglima Perang, Makamnya Jadi Wisata Spritual di Bengkulu

Makam Sentot Alibasyah menjadi wisata ziarah religi di Bengkulu. -Sumber foto: radarbengkulu.disway.id-

RADAR KAUR - Makam Sentot Ali Basyah cocok dijadikan wisata ziarah ataupun objek wisata spiritual.

Mendekati atau saat bulan Ramadan biasanya akan ramai oleh para peziarah yang ingin memanjatkan doa atau menabur bunga di makam panglima perang Pangeran Diponegoro tersebut. 

Saat ini, makam Sentot Alibasyah telah diresmikan oleh pemerintah Kota Bengkulu sebagai cagar budaya.

Sentot Ali Basyah merupakan panglima perang Pangeran Diponegoro, pada tahun 1825 sampai 1830 Sentot Ali Basyah terlibat perang Diponegoro.

BACA JUGA:Berikut Rincian Gaji PPK, PPS dan KPPS untuk Pilkada 2024

BACA JUGA:JARANG DIKETAHUI! Ternyata Presiden Soekarno Doyan Bagar Hiu, Gulai Khas Bengkulu

Pasca perang usai Sentot Ali Basyah dimanfaatkan Belanda untuk memerangi kaum Paderi. 

Namun, saat itu Belanda curiga jika Sentot Alibasyah berpihak kepada kaum Paderi. 

Pada tahun 1833, beliau diasingkan di Bengkulu. Hingga pada tahun 1885 Sentot Alibasyah wafat dan dimakamkan di Bengkulu.

Kompleks pemakaman Sentot Ali Basyah terletak di Desa Bajak, Teluk Segara, Kota Bengkulu. 

BACA JUGA:Kehadiran Islam di Tanah Sunda, Prabu Siliwangi Punya Peran Vital, Ini Sejarahnya

BACA JUGA:Bikin Kecanduan, Ini 4 Cara Agar Lepas dari Ketergantungan dengan Pinjol

Pemakaman Sentot Ali Basyah berada di tengah-tengah kompleks pemakaman umum yang biasa digunakan oleh masyarakat sekitar. 

Namun berbeda dengan pemakaman lainnya, makam Sentot Alibasyah dibangun secara istimewa, karena beliau termasuk tokoh yang disegani masyarakat Bengkulu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan