Petani "Ambin" Durian Puluhan Kilometer, Segini Harga Jualnya
IST/RKa KUAT: Seorang ibu-ibu tertangkap kamera sedang membawa buah durian menggunakan bakul dari arah perkebunan menuju Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung, Sabtu (18/11).--
DI tengah menjamurnya sepeda motor hingga pelosok perkebunan. Masih saja ada petani Kecamatan Muara Sahung yang mengangkut hasil atau kebutuhan bertani, dengan cara “diambin” (digendong, red). Seperti terlihat saat musim durian yang kini menghampiri daerah setempat. Warga menempuh jarak hingga puluhan Kilometer (Km). Melalui kondisi jalan ekstrem, hingga menyeberangi sungai besar penuh bebatuan dengan arus deras. Lantas apakah hasil yang didapat sesuai dengan tingkat kesulitan yang dihadapi? Berikut kisah selengkapnya.
HERY-Muara Sahung
BAU SEMERBAK harumnya buah durian, tercium tajam di pasar sore harian Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung, Sabtu (18/11). Puluhan buah durian yang telah matang dijual pedagang.
Buah musiman berjuluk "raja segala buah" ini masih dalam kondisi segar. Sebab, baru saja tiba dibawa petani dari perkebunan durian daerah setempat.
Durian yang dijual di pasar sore harian ini. Berasal dari "ghepangan" atau kebun durian yang tersebar di tujuh desa se-Kecamatan Muara Sahung.
Lokasinya ada yang hanya berjarak ratusan meter dari pusat Kecamatan Muara Sahung ini. Namun, ada pula yang berjarak hingga puluhan Km dengan kondisi jalan yang menantang.
Dikatakan menantang karena kondisi jalan berbukit yang berlumpur. Bahkan harus melintasi derasnya arus sungai berbatu lantaran belum adanya akses penyeberangan. Ini membuat petani selalu diintai potensi terjatuh ataupun hanyut terbawa arus sungai.
Tak hanya pengangkutan menggunakan ojek grandong atau sepeda motor yang dimodifikasi agar mampu melalui jalan perkebunan. Beberapa di antaranya masih melakukan pengangkutan buah durian secara manual.
Dengan diambin atau digendong menggunakan ayaman rotan masyarakat setempat disebut bake. Mereka menempuh jarak dan kondisi yang sama dengan ojek motor.
Surmawati (45) warga Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung menceritakan, dengan membawa bake berisikan 6-8 delapan buah durian ukuran sedang dengan di kisaran 2,5 Kg/buah. Dia Menempuh jarak sejauh 8 Km dengan berjalan kaki, dari kebun durian miliknya menuju desa tempat tinggalnya.
Selain melintasi jalan sentra tani yang berbukit dengan kondisi tanah kuning berlumpur. Dalam perjalanan menuju desanya juga menyeberangi Sungai Air Kendau.
Meski hanya sungai kecil dengan lebar aliran sungai sekitar 7 meter. Kondisi dasar sungai yang berupa bebatuan licin dengan aliran air yang deras. Menuntutnya harus ekstra hati-hati agar tak jatuh. Durian yang dibawanya kemudian dijual seharga Rp 12-15 ribu/buah.
"Yang paling berbahaya itu saat menyebrang sungai. Karena kalau tidak hati-hati bisa jatuh. Saya pernah beberapa kali mengalami. Begitu juga dengan rekan petani lainnya," ungkap Surmawati.
Pasaran harga jual buah durian di tingkat petani Kecamatan Muara Sahung yakni Rp 10-13 ribul/buah untuk buah ukuran kecil 14-16 ribu/buah untuk ukuran sedang. Rp 17-20 ribu/buah untuk ukuran jumbo.