Sahabat Nabi Nekat Lakukan Ini, Demi Junjung Nilai Kejujuran
ILUSTRASI: Wasilah bin Iqsa salah satu sahabat Rasulullah SAW yang sikap jujurnya bisa diteladani--
RADAR KAUR - Terdapat salah seorang sahabat Rasulullah SAW bernama Wasilah bin Iqsa. Salah satu diantara sikap teladannya yakni menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Seperti yang akan kami kisahkan berikut ini.
Melansir laman surau.co, Kamis (16/11). Alkisah, Wasilah bin Iqsa tengah berada di pasar ternak. Tak sengaja ia melihat dua orang tengah tawar-menawar unta. Ketika ia lengah, si pembeli telah resmi membeli unta tersebut seharga 300 dirham dan menuntunnya untuk dibawa pulang.
Wasilah bergegas mencegat si pembeli seraya bertanya, “Apakah unta yang kamu beli itu untuk disembelih atau sebagai tunggangan?” Si pembeli menjawab, “Unta ini untuk dijadikan kendaraan.” Wasilah lalu memberi tahu, unta tersebut tidak akan tahan lama berjalan, sebab kakinya berlobang karena cacat.
Si pembeli itu pun bergegas kembali ke tengah-tengah pasar menemui si penjual unta dan menggugatnya. Akhirnya, si penjual mengembalikan 100 dirham sebagai kesepakatan harga unta yang baru.
Si penjual merasa jengkel pada Wasilah, ia berkata, “Semoga Allah SWT mengasihimu, jual-beliku telah engkau rusak.” Mendengar teguran tersebut Wasilah menjawab, “Kami sudah berbaiat kepada Rasulullah SAW untuk berlaku jujur kepada setiap Muslim, sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda: Tidak halal bagi siapa pun yang menjual barangnya kecuali dengan menjelaskan cacatnya, dan tiada halal bagi yang mengetahui itu kecuali menjelaskannya.” (HR Muslim, Hakim, dan Baihaki).
.Dari kisah ini terdapat beberapa pelajaran yang bisa kite petik. Pertama, taat dan hormat kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika para sahabat Nabi mendengar sabda beliau yang dibacakan oleh sahabat yang lain, mereka langsung tunduk, patuh dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Nabi SAW.
Kedua, sebagai Muslim yang baik, kita harus saling menasihati sesama saudara seiman karena terkadang seseorang lalai atau berada pada level keimanan yang sangat rendah sehingga membuatnya tergelincir dari jalan yang benar.
Nabi SAW pernah bersabda, "Nasihat merupakan barang yang hilang dari seorang mukmin. Sehingga harus dicari".
Ketiga, pihak yang memberi nasihat harus berani menyuarakan kebenaran. Baik itu kepada orang-orang dekat, teman, saudara atau famili. Namun, sebagai pemberi nasihat kita juga harus memper hatikan waktu dan tempat, kapan dan di mana nasihat itu harus diutarakan.
Keempat, harus jujur terhadap siapa pun. Lebih-lebih ketika sedang jual-beli, hendaklah jujur dengan kondisi barang-barang yang miliki. Kemudian sekaligus menjelaskan keistimewaan barang-barang tersebut, dan juga menjelaskan kekurangannya jika ada. Di sinilah jujur memerlukan keberanian karena bisa merugikan perniagaan kita. Oleh sebab itu, orang yang berdagang dan berani jujur akan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
Itulah kisah singkat tentang sahabat Rasulullah SAW yang bernama Wasilah bin Iqsa. Semoga kisah ini bisa menginspirasi pembaca setia Radar Kaur. Wassalam. (*/yie)