Termasuk Kaur, BPBD Ungkap Titik Rawan Bencana Hidrometeorologi
BPBD Provinsi Bengkulu sampaikan soal bencana hidrometeorologi yang ancam Bengkulu-sumber foto: Koranradarkaur.id-
BENGKULU - Lantaran telah memasuki musim penghujan, Bencana hidrometeorologi ancam Bengkulu, salah satunya tanah longsor. Kini, di tengah ekstremnya cuaca, potensi bencana longsor di 122 titik rawan yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu semakin meningkat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Dr. H. Herwan Antoni, S.KM, M.Kes, M.Si mengatakan, selain karena tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir. Bencana hidrometeorologi ancam Bengkulu ini juga dipengaruhi kondisi kondisi topografi.
"Kondisi topografi di provinsi kita ini banyak yang berbukit. Dengan tingginya intensitas hujan selama beberapa hari terakhir. Membuat kita waspada terhadap bencana hidrometeorologi yang ancam Bengkulu. In termasuk di Kabupaten Kaur," kata Herwan Antoni, Kamis 21 November 2024.
Lanjutnya, berdasarkan catatan BPBD Provinsi Bengkulu. Dari 122 titik rawan longsor yang ada di Bengkulu, 6 titik di antaranya berada di Kabupaten Kaur. Sebarannya yakni 1 titik di daerah Seranjangan di perbatasan Kecamatan Tanjung Kemuning dan Kecamatan Semidang Gumay.
Lalu, di Desa Karang Dapo hingga Desa Bunga Melur di Kecamatan Semidang Gumay sebanyak 2 titik, 1 titik di Desa Gedung Wani Kecamatan Kinal, 1 titik di Desa Tuguk Kecamatan Luas, dan 1 titik lagi di Desa Tebing Rambatan Kecamatan Nasal.
BACA JUGA:Pemerintah Kembali Salurkan Bantuan Pangan Warga Terdampak Bencana, di 3 Kecamatan Ini
BACA JUGA:Cuaca Kurang Bersahabat, Warga Kaur Diminta Waspada Bencana Alam
"6 titik ini adalah yang paling rawan, ya. Artinya masih ada daerah berpotensi lain. Seperti di daerah Kelurahan Tanjung Iman Kecamatan Kaur Tengah ataupun di sepanjang jalan lintas Provinsi Bengkulu ke Kecamatan Muara Sahung. Karenanya kami imbau untuk selalu waspada," imbau Plt Kepala BPBD Provinsi Bengkulu.
Lebih jauh, dia memaparkan, Kabupaten Rejang Lebong dengan kondisi geografis berupa perbukitan. Juga menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor.
Selain itu, daerah lain seperti Kepahiang, Lebong, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, hingga Bengkulu Selatan juga masuk dalam zona merah bencana hidrometeorologi.
"Seperti misalnya bencana tanah longsor di Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah. Itu kerap memutus akses penghubung menuju Kabupaten Kepahiang. Pada Januari 2024, kejadian longsor menyebabkan jalanan tidak bisa dilalui selama beberapa hari," ungkap Herwan.
Tambahnya, wilayah lain yang juga rawan adalah Desa Talang Ratu Kecamatan Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong. Longsor yang terjadi pada April 2024 merusak jalan provinsi sepanjang 100 meter, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.
"Kejadian seperti ini tidak hanya menghambat transportasi. Tetapi juga mengancam keselamatan pengguna jalan. Sekali lagi kami imbau agar waspada saat melewati titik rawan," tuntasnya. *