INGAT! Puncak Musim Hujan Diprediksi Berlangsung Awal Tahun 2025, BMKG: Warga Harus Perhatikan Ini
BMKG prediksi puncak musim hujan berlangsung di awal tahun 2025. -Sumber Foto: ROHIDI/RKa-
BENGKULU SELATAN (BS) - Masyarakat diminta untuk bersiap menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi bakal mulai berlangsung sejak awal tahun 2025.
Hal tersebut setelah Pemkab BS melalui BPBD BS baru saja menerima informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Oleh karena itu, masyarakat tetap diminta untuk waspada dengan semua potensi yang ada yang disebabkan intensitas hujan yang tinggi.
Kepala BPBD BS Hen Yepi, S.Pi mengakui, berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG memang ada pergeseran musim hujan yang ada di BS.
Sebab, di akhir tahun 2024 ini wilayah BS masih terdampak El Nino yang masih berlanjut hingga akhir tahun. Sehingga, diperkirakan curah hujan masih rendah di beberapa wilayah di BS.
"Ya, kita di Bengkulu Selatan ada perubahan cuaca. Fenomena El Nina berupa curah hujan yang tinggi di akhir tahun, sejak Agustus di 2020 hingga 2022 lalu. Pada tahun 2023 dan 2024 El Nino yaitu terjadinya kemarau di akhir tahun," kata Hen Yepi.
Kepala BPBD melanjutkan, meskipun masih dalam musim El Nino beberapa wilayah di BS telah diguyur hujan dengan curah hujan yang tinggi seminggu terakhir.
BACA JUGA:Hasil Pantauan BMKG : 3 Titik di Bengkulu Berpotensi Tinggi Terjadi Karhutla, Masuk Kaur!
BACA JUGA:4 Penyebab Udara Dingin Saat Ini, Simak Penjelasan BMKG
Namun, hujan yang turun belum secara merata di 11 kecamatan yang ada. Bahkan, masih ada beberapa daerah di BS yang masih kekeringan.
"Yang jelas, puncak hujan nantinya tetap di awal tahun 2025, dimulai Maret sesuai prediksi BMKG," jelasnya.
Bahkan, masih kata Hen, pihaknya telah menerima laporan adanya longsoran jalan di TPI Pantai Mengkudum Desa Pasar Pino Kecamatan Pino Raya yang disebabkan oleh hujan lebat beberapa waktu lalu.
Akibatnya, satu-satunya akses jalan yang berada dipinggir Sungai Pino tersebut memang sangat mengkhawatirkan akan terjadi longsor susulan dan menyebabkan jalan putus total.
Namun, meskipun begitu BPDB BS tidak bisa berbuat banyak untuk menanggulangi potensi jalan longsor yang ada, karena ketiadaan anggaran.