Indonesia Nyatakan Keinginan Bergabung dengan BRICS dalam KTT di Kazan
Menteri Luar Negeri RI Sugiono. -Sumber foto: koranradarkaur.id-
Hal ini penting untuk menguatkan kolaborasi di antara negara-negara yang memiliki tantangan serupa dalam pengembangan ekonomi dan sosial.
Keinginan untuk bergabung dengan BRICS juga sejalan dengan agenda Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sugiono menjelaskan bahwa fokus utama Indonesia meliputi ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan, serta pemajuan sumber daya manusia.
BACA JUGA:Mobil APV Blind Van Rajanya Mencari Cuan
Sugiono, yang merupakan utusan khusus Presiden Prabowo juga menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat keterlibatan dalam forum internasional lainnya.
"Bulan depan Presiden RI Prabowo akan menghadiri KTT G20, di Rio de Janeiro, Brazil. Sementara saya, akan menghadiri pertemuan Tingkat Menlu kelompok G7 di Fiuggi, Italia," tambahnya.
Kunjungan Sugiono ke Rusia ini menandai pertemuan resmi pertamanya sebagai Menlu RI, setelah dilantik pada Senin (21/10).
Dalam KTT BRICS ke-16, Indonesia resmi diakui sebagai negara mitra BRICS, bergabung dengan 12 negara lainnya, termasuk Malaysia, Thailand, dan Vietnam dari Asia Tenggara.
BACA JUGA:All New Suzuki APV 2024, Lebih Sempurna dan Laris
Di sela-sela KTT, Sugiono juga melaksanakan sejumlah pertemuan bilateral dengan pejabat tinggi negara lain, termasuk Menlu Rusia Sergey Lavrov, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein Al-Sheikh, dan Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli.
Pertemuan ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral dengan berbagai negara.
Secara keseluruhan, langkah Indonesia untuk bergabung dengan BRICS mencerminkan keinginan yang kuat untuk menjadi bagian dari arsitektur ekonomi global yang lebih adil dan berkelanjutan, serta meningkatkan peran dalam menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang.