Ondel-ondel dalam Suku Betawi, Penolak Bala Hingga Penangkal Roh Jahat
Sejarah Suku Betawi adanya ondel-ondel. -Sumber foto: koranradarkaur.id-
Pada awal abad ke-20, Batavia berkembang menjadi sebuah kota besar dengan penduduk kurang lebih 116.000 jiwa. Lalu, awal perang dunia ke-2, pasukan Jepang mendarat di Jawa dan menduduki Batavia.
Nama Batavia kemudian diubah oleh Jepang menjadi Jakarta, nama yang terus berjaya hingga sekarang ini.
Kemudian terjadilah perkembangan kota Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibukota negara semakin pesat di masa pemerintahan Orde Baru.
Mayoritas penduduk asli Betawi yang tinggal di tengah kota menjual tanahnya dan pindah ke pinggiran Jakarta, seperti daerah Kebayoran, Condet dan Jagakarsa.
Dengan itu, untuk melestarikan budaya Betawi dari kepunahan, pemerintah menetapkan Condet sebagai kawasan budaya Betawi.
BACA JUGA:9 Alasan Suku Batak Dinilai Sebagai Etnis Paling Modern
Salah satu kebudayaan Betawi yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah Kesenian ondel-ondel. Ondel-ondel merupakan salah satu kesenian khas Betawi.
Untuk diketahui, pembuatan ondel-ondel tidak sembarangan. Masyarakat Betawi masih menggunakan sesajen berisi bubur merah-putih, rujak-rujakan tujuh rupa, bunga tujuh macam dan asap kemenyan.
Ketika selesai dibuat, ondel-ondel akan tetap diberikan sesajen dan dibasuh dengan asap kemenyan disertai dengan mantra-mantra.
Pemain ondel-ondel juga senantiasa melakukan ritual pembakaran kemenyan yang disebut "Ngukup".
Nah itulah tadi, sejarah kebudayaan Betawi ada di Jakarta. Ondel-ondel adalah satu contoh peninggalan kebudayaan Betawi yang masih dilestarikan hingga saat ini.