Ia menyebut mahal tidaknya harga tiket pesawat bergantung pada destinasi yang menjadi tujuan, semakin jauh maka berpotensi semakin mahal.
Namun, maskapai kerap lebih mencari untuk destinasi luar negeri.
BACA JUGA:Beli Tiket Pesawat di MyPertamina, Ada Promo Menarik!
BACA JUGA:Traveloka Kasih Diskon Tiket 70%, Yuk Masukkan Kode Promonya
"Kalau luar negeri memang semua maskapai opportunis. Kalau lagi sepi suka didrop harga, kita yang sering bikin promo early birds," bebernya.
Sementara itu, melansir laman bbc.com, sejumlah pengamat menyebut, tingginya harga tiket pesawat domestik di Indonesia tak lepas dari "pungutan cukup besar" yang disisipkan pemerintah kepada penumpang.
Sejumlah pengamat penerbangan mengatakan, pungutan-pungutan itu antara lain pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11%, iuran wajib asuransi Jasa Raharja, serta retribusi bandara atau PJP2U.
Termasuk biaya "titipan" dalam harga avtur seperti throughput fee atau pungutan tiap distribusi avtur oleh pengelola bandara, ungkap pengamat.
Belum lagi kalau di pangkalan udara militer seperti Halim Perdana Kusuma atau Juanda, dikenakan "biaya ganda" dari otoritas bandara dan Danlanud.
Karena itulah, jika pemerintah Indonesia betul-betul ingin menciptakan harga tiket pesawat domestik lebih efisien.
Para pengamat menyarankan, membedah ulang komposisi harga tiket secara rinci dan menghapuskan pungutan-pungutan yang disebut terlalu besar. ***