RADAR KAUR - Melansir laman republika.co.id, Senin (11/12). Terkisah tentang sahabat Rasulullah SAW bernama Amir bin Abdullah bin Jarrah Al-Fihry Al-Quraiys. Dia lebih dikenal sebagai Abu Ubaidah bin Jarrah.
Orangnya memiliki wajah berseri, matanya bersinar dan ramah. Ini membuat orang-orang bersimpati kepadanya. Di samping sifatnya yang lemah lembut, dia sangat tawadhu dan pemalu.
Abu Ubaidah bin Jarrah termasuk golongan pertama orang Mekkah yang memeluk Islam. Dia menjadi seorang pemeluk agama Islam setelah diajak Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Dalam sebuah waktu Abdullah bin Umar bin Khattab pernah berkata, "Ada tiga orang Quraiys yang sangat cemerlang wajahnya, tinggi akhlaknya dan sangat pemalu. Bila berbicara mereka tidak pernah dusta. Apabila orang berbicara, mereka tidak cepat-cepat mendustakan. Mereka itu adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Utsman bin Affan dan Abu Ubaidah bin Jarrah."
Saat awal penyebaran agama Islam di Kota Mekkah. Abu Ubaidah mengalami penindasan kejam dari kaum Quraisy. Walau demikian, ia tetap teguh menerima segala macam cobaan, tetap setia membela Rasulullah SAW dalam tiap situasi dan kondisi apa pun.
Ada peristiwa yang khusus yang dialaminya ketika Perang Badar. Abu Ubaidah berhasil menyusup ke barisan musuh tanpa takut mati. Namun tentara berkuda kaum musyrikin menghadang dan mengejarnya. Kemana pun ia lari, tentara itu terus mengejarnya dengan beringas.
Abu Ubaidah menghindar dan menjauhkan diri untuk bertarung dengan pengejarnya. Ketika si pengejar bertambah dekat dan merasa posisinya strategis. Abu Ubaidah mengayunkan pedang ke arah kepala lawan. Sang lawan tewas seketika dengan kepala terbelah.
Tahukah pembaca Radar Kaur siapa orang yang ditebasnya itu? Orang yang dipenggal Abu Ubaidah itu adalah Abdullah bin Jarrah, ayah kandungnya sendiri! Abu Ubaidah tidak membunuh ayahnya, tapi membunuh kemusyrikan yang bersarang dalam pribadi ayahnya.
Allah SWT berfirman: "Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.
Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung." (QS Al-Mujaadalah: 23)
Ayat di atas tidak membuat Abu Ubaidah besar kepala dan membusungkan dada. Bahkan menambah kokoh imannya kepada Allah SWT dan ketulusannya terhadap agamaNya.
Itulah sepenggal kisah tentang sahabat Rasulullah SAW yang bernama Abu Ubaidah. Semoga kisah ini menambah wawasan pembaca Radar Kaur. Wassalam. (*/yie)