Karena sebagai orang Jawa pantang hukumnya untuk menikahi perempuan yang sudah bersuami.
Setelah Tomo mengatakan itu, Soekarno segera berdiri dan membanting piring. Ketika melihat tindakan Soekarno, Bung Tomo meninggalkan Istana.
Hubungan kedua tokoh ini menjadi sangat buruk setelah peristiwa itu hingga merambat ke ranah atau bidang politik.
Bung Tomo menyatakan bahwa Soekarno dan Kabinet Ali tidak sanggup mewujudkan kesejahteraan rakyat.
3. S. Sudjojono
Disebutkan bahwa pelukis terkenal Sindudarsono Sudjojono atau S. Sudjojono juga pernah berhubungan baik dengan Soekarno, tetapi hubungan mereka berakhir karena pertengkaran.
BACA JUGA:HEBAT! Pembangunan 3 Bandara Ini Tak Hanya Bergantung Pada APBN
Kisah ini terjadi pada akhir penjajahan Jepang. Saat itu, Soekarno masih bekerja di Pusat Tenaga Rakyat (Putera) bersama Bung Hatta, KH Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantara.
Saat membuat karikatur untuk harian Pikiran Rakyat, Soekarno menyukai karya Sudjojono.
Hubungan keduanya memburuk disebabkan oleh Basuki Abdullah yang merupakan seorang seniman yang sangat dicintai oleh Soekarno.
Di bekas gedung sekolah Belanda, Bidang Kebudayaan Putera berencana mengadakan pameran lukisan.
Pada kesempatan itu, Sudjojono, yang juga mendekorasi gedung, meminta Kartono Yudokusumo seorang seniman muda, untuk ikut berpartisipasi.
BACA JUGA:Kantong Dijamin Aman, 10 Wisata Murah di Indonesia tapi Pesona Mewah dan Tidak Murahan
Dalam kata pengantar katalog pameran, Sudjojono menyebutkan bahwa Kartono adalah seorang seniman muda dengan bakat yang luar biasa bahkan melebihi bakat Basuki.
Setelah mengetahui hal itu, Basuki menjadi marah dan mengadu kepada Soekarno. Kemudian Soekarno meminta Sudjojono menghapus kalimat itu, tetapi dia menolak.
Sudjojono mengatakan bahwa dirinya lebih baik berhenti bekerja. Sudjojono kemudian pergi dan tidak hadir dalam acara pameran.