KORANRADARKAUR.ID - Investasi emas dan obligasi telah lama menjadi pilihan populer bagi para investor yang mencari cara untuk mengamankan dan meningkatkan kekayaan mereka. Namun sebelum memutuskan untuk investasi emas atau obligasi, yuk pahami terlebih dahulu perbedaan keduannya.
Emas telah lama diakui sebagai salah satu aset paling berharga dan stabil di dunia. Logam mulia ini memiliki daya tarik universal karena nilainya yang intrinsik dan kegunaannya dalam berbagai aplikasi, termasuk perhiasan, industri dan sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Sebagai investasi, emas menawarkan keamanan dalam jangka panjang dan sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap fluktuasi mata uang dan ketidakpastian ekonomi global.
Investor sering melirik emas sebagai cara untuk melindungi kekayaan mereka dari gejolak pasar dan ketidakpastian politik.
Di sisi lain, obligasi merupakan instrumen keuangan yang menarik bagi investor yang mencari pendapatan tetap dan relatif aman.
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan dan investor yang membeli obligasi sebenarnya memberikan pinjaman kepada penerbit obligasi tersebut.
Dalam pertukaran atas pinjaman mereka, investor menerima pembayaran bunga secara berkala dan pengembalian pokok pada akhir jangka waktu tertentu.
BACA JUGA:Termasuk Investasi Emas, Berikut 3 Cara Memutar Uang Auto Bertambah!
BACA JUGA:2 Alasan Pembangunan Jalan Tol Kapalbetung Sumatera Selatan Terhambat
Obligasi sering dianggap sebagai investasi yang lebih stabil daripada saham, karena pembayaran bunga yang dijamin dan biasanya memiliki risiko yang lebih rendah.
Dikutip dari money.kompas.com, namun sebelum memutuskan investasi baik emas ataupun obligasi, ada baiknya untuk mengetahui perbedaan keduanya berikut ini:
1.Imbal hasil
Nilai emas memang cenderung meningkat, tetapi imbal hasil atau return dari investasi dalam obligasi jauh lebih stabil. Obligasi memiliki jumlah kupon atau imbal hasil yang tetap sampai jatuh tempo atau jangka waktu yang ditetapkan.
Sedangkan, investasi emas membutuhkan waktu setidaknya lima hingga sepuluh tahun untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
2. Risiko