Tidak hanya itu, ada beberapa keluhan lainnya yang dilakukan oleh pihak sekolah. Salah satunya, seperti anaknya yang tidak diberikan kesempatan melakukan perbaikan nilai.
Bukan hanya itu saja, pihak sekolah terkesan menghambat anaknya menjalani pelajaran ketika ada biaya pendidikan yang belum dituntaskan.
Yang paling aneh lagi, sambung Dewi, pengakuan anaknya, Kepala SMKS ini sempat melontarkan kata sakit hati kepada anaknya tersebut.
"Pengakuan Nezza, Kepala Sekolah ini pernah mengatakan sakit hati dengan anak saya. Apakah karena bapak kepala sekolah masih bujangan atau bagaimana," cetusnya.
Terpisah, saat dikonfirmasi mengenai perihal tersebut, Kepala SMKS Aisyiyah Manna M. Rasyid Ridha justru ngotot dan membatah semua tuduhan itu.
Menariknya lagi, saat dicecar beberapa pertanyaan oleh awak media, justru Kepala Sekolah ini menjawab dengan topik yang lain dan seakan sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Tunggu dulu, ini seingat saya tidak ada ucapan saya sakit hati kepada Nezza. Definisi sakit yang dimaksudkan itu yang bagaimana," cetusnya.
Ditempat yang sama, Pengawas Sekolah, Dra. Elmiza Martafani, M.Pd mengaku, untuk keterangan naik kelas yang ada pada raport memang murni kesalah sekolah yang kurang telitih.
Sebetulnya, keterangan itu upaya sekolah untuk mebantu murid yang nilainya kurang baik atau di bawah rata-rata untuk naik kelas.
Sebab, masih ada upaya untuk murid memperbaiki nilai agar sesuai dengan standar sebagai syarat untuk naik kelas yang ditentukan.
"Saya sebetulnya belum mengizinkan memberikan raport itu jika belum diperbaiki. Tapi, entah kenapa raport itu sudah diberikan, namun nilai belum diperbaiki," ungkapnya.
Yang jelas, akibat persoalan tersebut terpaksa ketiga siswi tersebut akhirnya memutuskan untuk pindah sekolah. Sebab, mereka tidak terima keputusan dari pihak SMKS Aisyiyah Manna.*