KORANRADARKAUR.ID - Pemerintah bakal menghapus dua jurusan pada masa awal tahun ajaran baru 2024/2025.
Dua jurusan itu ialah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Penghapusan jurusan ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka.
Yang digadang-gadang bakal lebih fleksibel, dan fokus pada materi esensial dan pengembangan karakter hingga kompetensi peserta didik
Doesan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Endro Dwi Hatmanto, SPd. MA.PhD mengatakan, penghapusan dua jurusan ini tidak hanya menimbulkan stigma negatif ditengah-tengah masyarakat.
Tapi juga menghilangkan stigma bahwa jurusan IPA. Berisikan orang yang lebih pintar dari pada siswa jurusan IPS. Dengan telah dihapuskan jurusan ini, tidak ada lagi stigma negatif seperti itu lagi.
BACA JUGA:Cuaca Panas Bikin Makeup Ngecrak, Jangan Khawatir, Yuk Terapkan Tips Ini Auto Tahan Lama Seharian
BACA JUGA:Ayo Buruan Daftar Essay Competition, Ada Hadiah Menariknya Loh! Untuk Siswa SMA SMK MA
"Stigma yang belum bisa dihilangkan sampai hari ini. Bahwa siswa jurusan IPA lebih pintar dari pada jurusan IPS. Stigma itu muncul karena jurusan IPA banyak pelajaran hitung-hitungan ketimbang jurusan IPS," ucap Dosen Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) UMY.
Lanjutnya, penghapusan dua jurusan ini tentu menimbulkan tantangan baru bagi guru. Kenapa demikian? Karena bakal banyak siswa beralih ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari pada SMA.
Peran mereka selain beradaptasi dengan sistem pelajaran baru. Juga harus meyakinkan para siswa atau calon siswa untuk bersekolah SMA.
BACA JUGA:Jangan Sampai Salah! Ini Tips Memilih Susu Formula untuk Bagi yang Wajib diketahui Oleh Orang Tua
"Banyak calon siswa bersekolah ke SMA karena ingin belajar IPA dan IPS. Kalau jurus ini hilang dan digantikan dengan kejuruan, maka mereka akan lebih tertarik sekolah di SMK langsung. Walaupun pemerintah mengklaim bahwa penghapusan dua mata pelajaran ini untuk fokus pada materi esensial," ujarnya.
Ditambahkannya, walaupun demikian, pemerintah tentu sudah memikirkan berulang kali. Sebelum akhir mengambil kebijakan ini.
Harapannya dengan adanya kebijakan baru ini. Pemerintah benar-benar mengambil guru berkualitas untuk mengajarkan peserta didik. Karena penghapusan mata pelajaran, maka akan berubah sistem mengajarkan.
"Pemerintahan harus benar-benar mengambil guru yang berkualitas. Jangan sampai program Kurikulum Merdeka yang disebutkan lebih fleksibel dan pengembangan karakter siswa. Malah membuat para siswa nanti bingung. Karena ketidaktahuan guru dalam proses mengajar," katanya.