KORANRADARKAUR.ID - Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) terseret dalam sentimen negatif publik.
Karena diduga terlibat dalam dugaan praktik nepotisme hasil seleksi calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol).
Dugaan ini, setelah hasil seleksi keluar dan mengeliminasi putra-putri daerah NTT dan tidak dengan daerah luar.
Menanggapi tuduhan itu, Kapolda NTT mengklarifikasi, bahwa tidak terlibat dalam dugaan praktik nepotisme dalam seleksi Akpol.
BACA JUGA:Orang Tua Pusing, Kakak Adik Berantem dan Tidak Akur! Ini Cara Mengatasinya
BACA JUGA:Instagramable Banget! Ini 7 Wisata Paling Terkenal dan Penuh Sejarah di Palembang
Nilai seleksi Akpol berjalan sesuai hasil seleksi calon masing-masing. Juga seluruh hasil tes langsung ditayangkan dan ditandatangani peserta dan pengawas.
Bahkan setelah pelaksanaan seleksi, peserta wajibkan mengisi survei kepuasan seleksi.
"Panita tidak bisa mengubah hasil penilaian seleksi Akpol. Karena perolehan nilai sudah diolah oleh sistem langsung," ujarnya
Lanjutnya, seleksi Akpol sudah ditentukan sebanyak 11 orang oleh Mabes Polri. Dari jumlah itu, 4 dinyatakan lolos dan 7 dinyatakan tidak lolos seleksi.
Adapun 11 orang yang mengikuti seleksi Akpol tersebut yakni empat putra daerah NTT, dan lima orang pendatang yang sudah menetap di NTT.
Yang menjadi sorotan publik, empat peserta yang lolos tersebut diduga satu kampung dengan Kapolda.
Empat orang dimaksud adalah Madison JRK Silalahi, Timothy A Silitonga, Arvid T Situmeang dan Brian LS Manurung.
Informasi juga mereka memalsukan alamat tempat tinggal di NTT hanya untuk kepentingan seleksi calon taruna Akpol 2024.
BACA JUGA:Konsumsi Bawang Putih Ampuh Mengatasi Flu dan Menurunkan Tekanan Darah