“Sebab Gibran akan kehilangan kesempatan untuk membuktikan betapa mampu dan layaknya dia (jika menang),” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Selain itu, Direktur Juru Kampanye TPN Ganjar-Mahfud Choirul Anam mengatakan, pihaknya mendapatkan protes dari masyarakat yang kecewa dan mempertanyakan perubahan format debat ini. Choirul menyebut masyarakat kecewa dan kehilangan antusias.
“Kenapa kok ini dirubah, ada apa ini? Apakah ini masih berhubungan dengan konteks pencalonan pasca Mahkamah Konstitusi. Apakah ini berhubungan dengan strategi pemenangan dari salah satu calon yang menghindari debat-debat publik seperti itu, atau ini ada skenario lain yang menguntungkan salah satu paslon,” kata Choirul menirukan pernyataan masyarakat yang mengadu kepadanya.
Mantan komisioner Komnas HAM itu juga menyebutkan, ada masyarakat yang mengeluhkan bahwa mereka kehilangan kesempatan untuk melihat komitmen dan upaya mempertahankan visi-misi di hadapan Cawapres lain.
“Mereka mengatakan bahwa kenapa debat Pemilu kok berubah, khususnya soal cawapres. Dulu pada 2019 format debatnya itu vis a vis, Capres dengan Capres, Cawapres dengan Cawapres, kenapa sekarang kok berubah?” kata Choirul. (cw2)