"Untuk yang tahun 2024 ini, dari 8 itu kami baru tahu kumulatifnya. Belum tahu wilayah penyebarannya," terang Ruslian.
BACA JUGA:Ngaku Kadis dan Kabid di Dinas PUPR, Oknum Pejabat Gadungan Minta Uang ke Kades
Lebih lanjut, tahun 2023 ditemukan 202 kasus. Sedangkan untuk penyebaran kasus diantaranya Bengkulu Selatan 10 kasus, Kepahiang 4 kasus, Kota Bengkulu 152 kasus. Selanjutnya, Lebong 1 kasus, Mukomuko 2 kasus, Rejang Lebong 33.
Diakuinya, wilayah penyebaran terbanyak, dijelaskan Ruslian memang di Kota Bengkulu yang terbanyak.Kemudian disusul oleh Kabupaten Rejang Lebong.
"Untuk mengantisipasi salah satu virus yang sangat ditakuti ini. Yang kami lakukan adalah dengan melakukan skrining untuk menemukan kasus HIV dengan mendatangi populasi kunci atau potensi tempat penyebarannya," ujar Ruslan.
Dalam pencegahan, tambah Ruslan, pihaknya menyarankan untuk selalu menggunakan kondom saat melakukan hubungan. Kemudian, untuk jangka panjang, pihaknya juga melakukan imunisasi Human Papillomavirus (HPV) kepada anak kelas 5 dan 6 SD.
Kemudian juga melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada populasi kunci seperti Laki-laki Suka Laki-laki (LSL), ibu hamil, wanita pekerja seks (WPS), juga masyarakat yang pengguna dari WPS itu dengan mendatangi tempat praktik WPS itu.
"Selanjutnya juga surveilans dengan cara skrining. Saat ditemukan ada yang positif, maka setiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan di laboratorium," jelasnya.
Dijelaskannya betapa mengerikannya penyakit ini. Untuk penataan pengobatannya dilakukan seumur hidup. Setiap 6 bulan dilakukan pemeriksaan didampingi oleh Yayasan Pesona agar tidak menularkan kepada orang lain.
"Apakah tetap berkembang atau konstan. Yang jelas tidak mungkin hilang. Artinya, virus ini akan ada seumur hidup," ucapnya.
Selanjutnya, Ruslian juga mengimbau untuk tidak menggunakan narkoba. Karena, narkoba yang biasanya menggunakan oral/pil. Saat ini meningkat ke narkoba suntik. Ia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak men-stigma penderita HIV yang ada di lingkungannya.
"Apalagi sampai dikucilkan. Tetap memberikan semangat. Apalagi dia tertular bukan karena perilaku dia, seperti tertular suaminya atau ketidak kesengajaan lain. Sehingga tidak ada lagi stigma buruk tentang penderita HIV," tandasnya.(*)