Karena, sesudah dilakukan pengakreditasian dokter yang semula ada, malah sekarang tidak ada lagi.
"Memang masih bisa berobat, tetapi bukan sama dokter melainkan hanya dengan perawat yang ada di Puskesmas saja," kata Oni.
Lebih lanju Oni, hilangnya dokter di Puskesmas tersebut diduga ada kesengajaan hanya demi kelancaran proses pengakreditasian saja.
Oni menyebutkan, dirinya pernah saat berobat di Puskesmas tersebut tidak ada dokter yang melayani.
BACA JUGA:Tentukan Pemenang, Juri Uji Petik 10 Besar Lomba Desa Wisata Provinsi Bengkulu
Karena tidak ada dokter, sehingga para perawat yang sedang piket atau melakukan pelayanan terpaksa konsultasi dengan dokter terdekat.
Seperti Puskesmas Air Nipis dan Puskesmas Sulau.
"Setiap kali ada masyarakat ini berobat, perawat yang melaksanakan pelayanan harus konsultasi ke Puskesmas terdekat terlebih dahulu," sesal Oni.
Dirinya berharap, kepada Bupati BS melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) BS untuk segera mengambil langkah dan tindakan terhadap pelayanan kesehatan.
BACA JUGA:Warga Bengkulu Selatan Ngaku Kena Santet, Tikam Teman Pakai Pisau dan Berakhir di Balik Jeruji
Apalagi, dalam setiap kali kesempatan, Pemkab BS selalu membanggakan jika setiap tahun selalu memprioritaskan pembangunan dan pelayanan kesehatan.
"Tolonglah sesuaikan pada tempatnya. Karena tidak semua masyarakat itu bodoh. Jika itu tidak menjadi prioritas, apakah itu sudah sukses melakukan pembangunan," sindir Oni.
Disisi lain, tidak ada kata mungkin jika ingin sehat walau jauh tetap akan dicapai.
Tetapi, jika ada yang dekat kenapa harus yang jauh.
BACA JUGA:Polsek Tanjung Kemuning Patroli Perbatasan, Beri Kenyamanan ke Pengendara
"Jauh-jauh tidak apa-apa. Tetapi, karena di dekat sudah ada pelayanan, kenapa harus jauh masyarakat berobat. Ini harus jadi perhatian pemerintah," tegas Oni.