RADAR KAUR - Melansir laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI di alamat website kemenag.go.id, Selasa (14/11). Ada seorang sosok sahabat Rasulullah SAW yang bijak dalam berdakwah. Dia adalah Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Abdud Dar bin Qushay bin Kilab.
Mush’ab bin Umair memiliki kemampuan diplomatis yang hebat ketika berdakwah menyebarkan agama Islam. Dengan kesantunannya dalam menyampaikan nilai-nilai Islam. Diceritakan ia bisa dengan sangat mudah mengajak seorang non-Muslim menjadi mualaf.
Seperti saat dirinya diutus Rasulallah SAW ke Madinah untuk mengajak penduduk kota yang kala itu bernama Yatsrib itu masuk Islam.
Dikisahkan, sesampainya di Madinah, Mush’ab menginap di rumah As’ad bin Zurarah. Selanjutnya, As’ad juga turut menemani Mush’ab dalam menjalankan tugas menyebarkan ajaran Islam.
Sekali waktu keduanya mendatangi perkampungan Bani Abdul Asyhal dan Bani Zhafar. Tentu tujuannya untuk mengajak mereka memeluk agama Islam. Setibanya di sana, keduanya duduk di sebuah kebun milik Bani Zhafar bersama beberapa orang yang sudah masuk Islam.
Sementara itu, Sa’d bin Mu’adz dan Usaid bin Khadir yang menjadi pemimpin kaumnya di Bani Asyhal masih musyrik. Begitu keduanya mendengar kedatangan dan maksud Mush’ab dan As’ad. Usaid datang menemui keduanya dengan membawa tombak dan ingin mengusir keduanya.
Dengan wajah merah dan suara tinggi Usaid berkata kepada keduanya, “Apa yang kalian bawa kepada kami? Apakah kalian berdua hendak membodoh-bodohkan orang-orang yang lemah di antara kami? Jauhilah kami jika kalian ada keperluan untuk diri kalian!”.
Dengan santai dan sopan Mush’ab menimpali, “Silakan duduk agar engkau paham apa yang akan aku sampaikan. Jika engkau menyukainya, engkau boleh menerimanya. Tapi jika engkau tidak sependapat, kau bisa menolaknya.”
Mendengar ucapan Mush’ab, Usaid merasa kagum. “Engkau cukup adil,” ujar Usaid.
Mush’ab lalu menjelaskan tantang agama Islam kepadanya dan membacakan ayat-ayat Al-Quran. Tak disangka, Usaid setuju dengan apa yang disampaikan Mush’ab dan hatinya begitu saja luluh, bahkan ia tertarik untuk memeluk agama Islam. “Betapa bagus dan indah. Apa yang harus aku lakukan jika ingin memeluk agama Islam?” tanya Usaid.
Mush’ab kemudian menyuruhnya mandi untuk bersuci dan menuntunnya membaca dua kalimat syahadat. Setelah menyatakan masuk Islam, Usaid kembali ke kaumnya dan membujuk Sa’d bin Mu’adz agar menemui Mush’ab. Upayanya berhasil dan Sa’d pun menemui Mush’ab persis seperti ketika Usaid menemuinya dan menyatakan masuk Islam.
Itulah kisah dari salah satu sahabat Rasulullah SAW yang memiliki kemampuan diplomatis yang ulung. Sehingga dengan kemampuan itu dia bisa mengajak seorang non-Muslim menjadi mualaf dengan cara yang elegan. Semoga kisah ini menginspirasi pembaca setia Radar Kaur. Wassalam. (*/yie)