Pesona Benda Pusaka: Warisan Leluhur yang Sarat Makna

Rabu 19 Mar 2025 - 15:38 WIB
Reporter : Rega Jusa
Editor : Dedi Julizar
Pesona Benda Pusaka: Warisan Leluhur yang Sarat Makna

KORANRADARKAUR.ID - Benda pusaka telah lama menjadi bagian penting dalam tradisi dan kebudayaan masyarakat Indonesia.

Benda-benda ini tidak hanya dipandang sebagai artefak sejarah, tetapi juga dipercaya memiliki kekuatan spiritual dan makna mendalam dalam kehidupan masyarakat.

Pusaka sering kali diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, menjadikannya simbol ikatan keluarga dan identitas budaya yang kuat.  

Dalam tradisi Jawa, misalnya, benda pusaka seperti keris, tombak, dan batu akik dianggap memiliki kekuatan gaib yang mampu memberikan perlindungan, keberuntungan, hingga kewibawaan bagi pemiliknya.

Keris adalah salah satu benda pusaka yang paling dikenal, tidak hanya karena keindahan ukirannya tetapi juga karena makna filosofis yang terkandung di dalamnya.

Setiap lekukan dan bilah keris memiliki simbolisme tersendiri, seperti keberanian, keharmonisan, dan kekuatan spiritual.  

Menurut para ahli budaya, benda pusaka dibuat melalui proses yang tidak sembarangan. Pembuatan keris, misalnya, melibatkan ritual khusus dan doa-doa tertentu untuk menanamkan energi positif ke dalam bilah keris.

BACA JUGA:Cara Merawat Benda Pusaka agar Khodam di Dalamnya Tidak Marah dan Tetap Terjaga

BACA JUGA:4 Benda Pusaka Penglaris yang Masih Dipercaya Masyarakat, Inilah Jenisnya

Seorang empu atau pembuat keris biasanya menjalani tirakat (puasa dan meditasi) sebelum dan selama proses pembuatan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa keris yang dihasilkan memiliki energi spiritual yang kuat dan bermanfaat bagi pemiliknya.  

Selain keris, benda pusaka lainnya yang cukup dikenal di Indonesia adalah tombak, pedang, dan perhiasan seperti cincin atau kalung bertuah. Tombak dan pedang sering digunakan dalam upacara adat sebagai simbol kekuatan dan kewibawaan.

Sementara itu, cincin atau kalung bertuah dipercaya dapat membawa keberuntungan dan perlindungan dari bahaya.  

Beberapa masyarakat juga percaya bahwa benda pusaka memiliki "khodam" atau penjaga gaib. Khodam ini diyakini akan melindungi pemilik pusaka dari marabahaya dan membantu dalam situasi sulit.

Oleh karena itu, banyak pemilik benda pusaka yang melakukan ritual khusus, seperti memberikan sesaji atau melakukan doa tertentu, untuk menjaga hubungan baik dengan khodam tersebut.  

Benda pusaka juga memiliki peran penting dalam prosesi adat dan upacara keagamaan. Di Keraton Yogyakarta dan Surakarta, misalnya, benda pusaka seperti keris dan tombak disucikan melalui upacara jamasan atau pembersihan pusaka. Upacara ini biasanya dilakukan pada bulan Suro (Muharram) dalam kalender Jawa.

Kategori :