KORANRADARKAUR.ID – Gunung Bromo terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Ada yang mengisahkan tentang lagenda Gunung Bromo tentang pengorbanan cinta dan keseimbangan alam.
Gunung Bromo memiliki tinggi 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jika kalian berkunjung ke gunung ini kalian akan melihat pemadangan yang menakjubkan.
Gunung Bromo memiliki pemandangan matahari terbit, jika kalian berkunjung maka dapat melihat matahari terbit di balik Gunung Semeru. Selain itu, terdapat bukit-bukit yang indah serta pemandangan alam yang menyegarka.
Mengutip dari berbagai sumber, bahwa Gunung Bromo merupakan destinasi wisata yang menawarkan pengalaman yang terlupakan. Disitu Anda dapat menikmati keindahan alam, serta wisata petualangan.
Namun, dibalik keindahannya Gunung Bromo memiliki kisah lagenda yang dapat kalian ketahui. Di lereng Gunung Bromo terdapat seorang putri cantik bernama Rara Anteng, putri dari dewa pegunungan.
Perempuan itu jatuh cinta pada seorang pemuda pemberani bernama Joko Seger. Cinta kedua pasangan tersebut mendapat restu dari para dewa dan mereka pun menikah.
Setelah menikah, Rara Anteng dan Joko Seger membangun kerajaan di lereng Gunung Bromo. Pasangan ini hidup bahagia dan dikaruniai banyak anak.
BACA JUGA:Legenda Gunung Padang! Prabu Siliwangi dan Harta Karun
BACA JUGA:Cerita Legendaris Gunung Kelud, Rahasia di Balik Meletusnya Simpan Pesan Moral dan Nilai Budaya
Namun, seiring berjalannya waktu anak-anak mereka semakin banyak dan tanah di sekitar Gunung Bromo menjadi kering kerontang. Sehingga tanah tersebut tidak lagi subur dan rakyat menderita kelaparan.
Lalu, Rara Anteng dan Joko Seger merasa sedih dan putus asa. Sehingga kedua pasangan memohon kepada para dewa untuk menyelamatkan rakyatnya.
Namun, Para dewa memberikan syarat. Yang mana, syarat tersebut mengatakan apabila pasangan tersebut ingin menyelamatkan rakyat mereka, pasangan itu harus mengorbankan anak mereka yang bungsu ke kawah Gunung Bromo.
Rara Anteng dan Joko Seger sedih, namun mereka rela mengorbankan anak mereka demi menyelamatkan rakyat. Mereka pun melemparkan anak mereka yang bungsu yang diberi nama Kesuma, ke kawah Gunung Bromo.
Setelah dilempar, Gunung Bromo meletus dengan dahsyat memuntahkan lava dan abu vulkanik. Namun, setelah letusan reda, tanah di sekitar gunung menjadi subur kembali.
Dengan kembalinya subuh tanah tersebut rakyat bersukacita dan berterima kasih kepada Rara Anteng dan Joko Seger atas pengorbanan mereka.