BACA JUGA:Dampak Cuaca Ekstrem, Pelabuhan Linau Sepi Pengunjung, Simak Ketinggian Gelombangnya
Kejadian pohon tumbang di sekitar Jalan Dempo Raya sebelumnya juga pernah terjadi dan menghancurkan warung milik adiknya.
"Minta tolong dibersihkan bagian atas pohon yang rimbun oleh pihak terkait. Kami sebagai pedagang kecil di pinggir jalan ini kan takut dan khawatir," ungkap Ponaria.
Sementara itu, nelayan tradisional di Kota Bengkulu, khususnya di Pulau Baai. Mengakui mulai mengalami situasi sulit akibat cuaca buruk yang berkepanjangan.
Selama dua pekan terakhir, mereka terpaksa menghentikan aktivitas melaut. Hal ini membuat mereka harus bergelut dengan kondisi ekonomi yang semakin terjepit.
Iwan (45) warga Kelurahan Kampung Bahari Kecamatan Kampung Melayu nelayan setempat, mengungkapkan, kini, dirinya bersama rekan-rekannya sering kali harus berhutang kepada tetangga.
BACA JUGA:Angin Kencang Batang Pohon Tumbang, Mobilitas Macet Sementara, Cuaca Ekstrem Masih Lanjut
Ini demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terlebih mereka tidak memiliki pekerjaan alternatif selain melaut.
"Kami tidak bisa melaut karena cuaca buruk, dan kalaupun melaut hasilnya sering kali tidak mencukupi. Kadang hanya cukup untuk menutupi modal operasional," keluh Iwan.
Dijelaskannya, tingginya biaya operasional menjadi tantangan tambahan bagi para nelayan. Harga bahan bakar, perbaikan peralatan, dan kebutuhan logistik lainnya terus meningkat, sementara hasil tangkapan sering kali tidak memadai.
Dia juga mengakui, ciaaca buruk memang menjadi tantangan rutin bagi nelayan di wilayah pesisir. Para nelayan berharap, adanya perhatian lebih dari pemerintah. Atau program yang dapat membantu mereka menghadapi situasi sulit ini.
"Tentu kami berharap bisa dibantu pemerintah menghadapi situasi sulit ini. Seperti memberikan lapangan pekerjaan yang jadi pekerjaan alternatif saat tak bisa melaut," tandasnya.