Sampaikan visi diri anda dengan jujur tentang hal-hal seperti peran anda dalam mencari nafkah, rencana untuk memiliki keturunan, pilihan pendidikan anak, preferensi tempat tinggal dan gaya hidup anda hingga rencana menjalani hari tua.
2. Menyadari kondisi keuangan bersama secara realistis
Selanjutnya, pasangan harus mengenal kondisi keuangan masing-masing untuk mempertimbangkan jumlah hutang dan pengeluaran yang mungkin terjadi setelah menikah.
Membentuk keterbukaan finansial akan menumbuhkan kepercayaan dan rasa aman karena pasangan dapat mengantisipasi pemasukan dan pengeluaran bulanan, jenis aset, jumlah hutang, kebiasaan mengatur uang hingga kemungkinan menjadi sandwich generation yang kerap terjadi setelah menjalani pernikahan.
3. Persiapkan dana darurat dan proteksi keuangan
Menyiapkan dana darurat adalah cara terbaik untuk mempersiapkan masa depan dan melindungi keuangan keluarga dari bahaya.
BACA JUGA:Krisis Finansial Melanda, Jangan Panik! Terapkan 8 Cara Ini Untuk Mengelola Keuangan
Jumlah dana darurat bagi yang belum menikah adalah minimal 3 kali pengeluaran bulanan, sedangkan bagi yang sudah menikah, diperlukan dana darurat sebesar 6 kali pengeluaran bulanan, serta 9 sampai 12 kali pengeluaran bulanan untuk yang sudah menikah dan memiliki anak.
Dengan begitu banyak aspek yang perlu dipertimbangkan, penting bagi pasangan untuk mengambil waktu untuk merencanakan dan berdiskusi tentang keuangan sebelum menikah.
Menghadapi tantangan keuangan bersama dapat menjadi penguat hubungan, sementara ketidakpahaman dalam hal ini dapat menimbulkan konflik yang merugikan.
Membangun komunikasi yang baik dan saling mendukung dalam hal keuangan adalah langkah awal menuju kehidupan pernikahan yang lebih bahagia dan sejahtera. ***