Gunung ini memiliki mitos bagi para warga sekitar yang sering mendengar adanya suara oning-oningen atau usik tradisional pada malam hari.
Namun ketika didekati ternyata tidak ada satu orangpun yang sedang bermain “oning-oningen” di gunung tersebut.
Gunung ini menantang untuk dijadikan wisatawan sebagai wahana camping area. Area Arum Jeram di bentangan Lae Renun menantang wisatwan untuk bermain keahlian disini.
BACA JUGA:Pengulon, Desa Wisata Terbaik di Bali, Punya Paket Lengkap Wisata Bahari
Lae Renun dengan bebatuan dan besaran sungainya sangat memadai.
Selain untuk arum jeram, sungai ini juga memiliki banyak ikan (gemuh) yang dijadikan warga sekitar menjadi tempat atraksi menjala di sungai yang tergolong deras alirannya.
Hanya dengan keahliannlah yang dapat memanen ikan gemuh di sini dan wisatawanpun ditantang ber-atraksi menjala di tempat ini.
Batu Hija ada di perbatasan draa ini dengan Desa Bintang yang memiliki narasi sejarah lahirnya kekerabatan (padan) antara Marga Bintang dengan Marga Sillalahi (Silahisabungan).
Hingga saat ini, hubungan kekerabatan kedua marga ini masih diakui kedua marga tersebut.
BACA JUGA:Mengunjungi Desa Les, Desa Wisata di Bali Yang Miliki Potensi Orisinil
Balai Pertaki Barung-Barung yang dibangun ratusan tahun yang lalu juga ada di tempat ini. Pada rumah adat ini, walau bangunannya sudah berusia tua.
Namun hingga kini masih dijadikan tempat melakukan “runggu/zikarah-zikarah” keturunan Pertaki Barung-barung untuk membahas atau mendiskusikan hal-hal untuk proses kekerabatan dan kelangsungan kawasan pertaki.
Ini dalam mengikuti proses perubahan dan pembangunan, dan juga dapat dijadikan wisatawan mempelajari sejarah pertaki barung-barung.
Itulah sekilas tentang Desa Wisata Bintang Hulu di Provinsi Sumatera Utara.