KORANRADARKAUR.ID – Miliarder dan konglomerat Mark Cuban mengungkapkan rencana usaha sampingan yang akan ia jalankan jika berusia 16 tahun lagi.
Menurut Cuban, meski sudah sukses besar, ia akan memulai sebuah usaha yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI), terutama dalam hal mengajarkan orang lain cara memanfaatkan teknologi canggih ini untuk keperluan bisnis.
Dalam wawancara dengan CNBC Make It, pria yang memiliki kekayaan sekitar Rp 90,33 triliun itu menjelaskan langkah pertama yang akan diambilnya jika kembali menjadi remaja adalah belajar menulis perintah untuk model bahasa besar seperti ChatGPT dari OpenAI atau Gemini milik Google.
Menurut Cuban, kemampuan untuk menguasai teknologi AI adalah keterampilan yang sangat berharga dan dapat membuka peluang usaha besar, bahkan bagi orang yang belum berpengalaman sekalipun.
BACA JUGA:Rilis Data Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes 2024, Ini Daftar Namanya
"Jika saya berusia 16 tahun lagi saya akan belajar cara menulis perintah untuk model bahasa ini. Setelah itu, saya akan mengajari teman-teman saya, untuk menggunakan perintah-perintah tersebut, bahkan di kertas sekolah mereka," ujar Cuban, yang dikenal sebagai investor dan pengusaha sukses di berbagai sektor, termasuk teknologi, hiburan, dan kesehatan.
Selanjutnya, Cuban akan mengarahkan perhatian pada usaha yang lebih besar, terutama bisnis kecil hingga menengah yang belum sepenuhnya memahami potensi penggunaan AI.
"Saya akan pergi ke berbagai bisnis terutama usaha kecil, hingga menengah yang belum mengerti teknologi AI, dan mengajarkan mereka bagaimana cara memanfaatkannya," jelas Cuban dikutip dari cncbindonesia.
Langkah yang disebut Cuban ini dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang sangat relevan di era digital saat ini.
Dengan semakin pesatnya perkembangan kecerdasan buatan, permintaan untuk individu yang mampu mengoperasikan dan memanfaatkan AI pun semakin tinggi.
Cuban percaya bahwa, meskipun ia masih muda, ia akan bisa menghasilkan uang tambahan melalui usaha ini, mengingat besarnya potensi pasar dan dampak besar AI dalam dunia bisnis.
Berdasarkan laporan LendingTree pada Februari 2024, lebih dari separuh generasi Z di Amerika Serikat (AS) kini memiliki pekerjaan sampingan, dengan banyak di antaranya memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penghasilan mereka. Di antaranya adalah dengan menjadi tutor atau teknisi perintah AI.
Sebagai contoh, seorang tutor AI dapat menghasilkan sekitar US$30.000 (Rp 475 juta) per tahun, sementara teknisi perintah AI penuh waktu bisa meraih pendapatan hingga US$129.500 (Rp 2,05 miliar) per tahun, menurut platform lowongan pekerjaan ZipRecruiter.
Tidak hanya itu, untuk menjadi seorang teknisi AI, seseorang tidak memerlukan gelar sarjana. Yang lebih penting adalah keterampilan dan pelatihan yang dapat diperoleh melalui berbagai kursus daring.