Desa Budo memiliki hutan mangrove (bakau) yang sangat besar, dengan memilki luas sebesar 3000 meter persegi. Sejauh ini, hutan mangrove yang Desa Budo digunakan sebagai tempat penelitian oleh beberapa universitas di Universitas di Sulawesi Utara.
Selain itu, hutan mangrove di desa wisata ini juga digunakan sebagai sebagai Ekowisata. Yakni dengan melakukan perjalanan menyusuti hutan mangrove yang ada di desa wisata ini.
5. Seni dan Budaya
Desa Budo memilki seni tari Masamper, Pato-pato dan Musik Traditional Gitar Mama. Yang sering dipakai ketua ada penyambutan tamu, atau acara-acara kedinasan.
Masamper adalah kesenian tradisional masyarakat Noorder Einlanden dalam bahasa Belanda yang berarti pulau-pulau lebih utara atau populer disebut Nusa Utara, atau Sangihe, Talaut dan Sitaro.
BACA JUGA:Nikmati Kuliner Tradisional hingga Berburu Souvenir di Desa Wisata Baruga Sulawesi Selatan
Masamper merupakan kegiatan bernyanyi bersama-sama secara berkelompok dan saling berbalas-balasan nyanyian.
Desa Budo memiliki budaya yaitu Upacara Adat Tulude yang dilakukan setiap awal tahun baru, biasanya dilaksanakan bulan Januari atau Februari
Tulude atau sering juga disebut dengan Kunci Tahun, sudah menjadi budaya Desa Budo dari zaman Hukum Tua Pertama, yang sampai sekarang masih di laksanakan.
Dalam upacara adat Tulude, masyarakat bersama-sama mendoakan desa untuk kedepannya lebih baik, agar terhindar dari bencana, menolak segala yang jahat yang ada di desa tersebut.
Itulah sekilas tentang Desa Wisata Budo Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.