Kebanyakan orang hanya ikut-ikutan dan tidak memahami instrumen investasi.
BACA JUGA:Pertumbuhan Investasi Pasar Keuangan Indonesia Bagus, Inilah Analisa Detailnya
BACA JUGA:HARUS DIPAHAMI! Serupa Tapi Tak Sama, Inilah Perbedaan Antara Investasi dan Tabungan
2. Tidak Realistis terhadap Risiko
Risiko dalam berinvestasi selalu berbanding terbalik dengan peningkatan hasil investasi.
Semakin besar uang yang kalian tanamkan maka semakin besar juga risiko yang dihadapi.
Banyak investor tergiur dengan tingkat keuntungan yang tidak wajar, terutama jika risiko yang ditawarkan rendah.
Jangan sampai kamu cepat tergiur dengan janji keuntungan yang tidak wajar.
Kamu harus memastikan bahwa institusi yang menawarkan investasi telah diizinkan oleh lembaga yang berwenang.
Lembaga-lembaga ini seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), dan Kementerian Koperasi dan UKM.
3. Tidak Melakukan Analisis yang Jelas
Investasi dapat dilakukan dengan berbagai instrumen yang tersedia, tetapi tidak semua instrumen cocok untuk semua orang.
Sebelum memutuskan berinvestasi, kamu sebaiknya melakukan perhitungan sebelum menempatkan dana dalam jumlah yang cukup besar pada suatu instrumen.
Sangat penting untuk memikirkan keuntungan dan risiko yang mungkin dalam suatu periode.
4. Fokus ke Jangka Pendek
Berinvestasi dalam jangka panjang biasanya lebih menguntungkan, namun diperlukan kesabaran yang lebih karena waktu yang dibutuhkan relatif lama.
Banyak investor pemula yang hanya fokus untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek, padahal time horizon suatu instrumen tergantung dari jenis investasi dan berapa lama investasi tersebut berjalan.
BACA JUGA:MENARIK! Jika Mahasiswa Ingin Investasi, Yuk Kenali Jenis Investasi yang Cocok di Sini!
BACA JUGA:Pemerintah Indonesia Lanjutkan Program Hilirisasi untuk Tingkatkan Investasi