Harga Emas Dunia Mencetak Rekor Tertinggi! Di Tengah Ketegangan Geopolitik

Sabtu 19 Oct 2024 - 14:24 WIB
Reporter : Rega Jusa
Editor : Daspan Haryadi

KORANRADARKAUR.ID - Harga emas dunia mengalami lonjakan signifikan pada perdagangan Kamis, 17 Oktober 2024, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di pasar spot.

Emas ditutup di harga US$ 2.693,3 per troy ons, naik 0,72% dibandingkan hari sebelumnya. Dalam rentang waktu seminggu, harga emas telah meningkat sebesar 2,27%, dan dalam sebulan terakhir, kenaikan mencapai 5,22%.

Dikutip dari bloombergtechnoz.com, secara teknis, analisis harian menunjukkan bahwa emas tetap berada dalam zona bullish.

Hal ini tercermin dari nilai Relative Strength Index (RSI) yang mencapai 68,36, menunjukkan bahwa aset ini berada dalam kondisi bullish.

Namun para investor diingatkan untuk tetap waspada mengingat, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 94,26 yang menunjukkan kondisi jenuh beli (overbought).

Kenaikan harga emas ini berpotensi membuat harga mengalami koreksi, mengingat laju kenaikan yang cukup tajam dan pencapaian rekor baru.

BACA JUGA:MENGEJUTKAN! Harga Emas Antam Meroket Rp 21.000 Per Gram

BACA JUGA:Penutupan Juli 2024, Harga Emas Meroket Naik Rp 12.000 Per Gram

Analisis lebih lanjut menunjukkan pivot point di level US$ 2.672 per troy ons, dengan target support terdekat berada di US$ 2.667 per troy ons, yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika level ini berhasil ditembus, target berikutnya dapat jatuh pada US$ 2.649 per troy ons yang merupakan MA-10.

Di sisi lain, target resisten terdekat berada di US$ 2.699 per troy ons, dan jika berhasil menembus titik tersebut, harga emas berpotensi naik menuju US$ 2.713 per troy ons.

Peningkatan harga emas ini juga tidak terlepas dari meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Menurut laporan Bloomberg News, Israel baru saja mengklaim bahwa mereka telah menewaskan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.

Dalam kondisi seperti ini, emas biasanya menjadi pilihan investasi yang lebih aman bagi para investor, terutama saat ketidakpastian ekonomi dan politik meningkat.

Sementara itu, data ekonomi dari Amerika Serikat menunjukkan penjualan ritel pada bulan September tumbuh 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 0,1% pada bulan sebelumnya.

Di sisi lain, klaim tunjangan pengangguran mencatatkan angka 241.000 pada pekan yang berakhir 12 Oktober, turun 19.000 dibandingkan dengan pekan sebelumnya. 

Perkembangan ini telah memengaruhi ekspektasi terkait kebijakan suku bunga yang diambil oleh Federal Reserve. Menurut CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5-4,75% pada bulan November kini berada di angka 87,7%, menurun dari 93,7% sebelumnya.

Kategori :