Salah atau petani di Singodutan Selogiri Wonogiri Dimun (71) mengakui, hasil panen padi tidak maksimal.lantaran kemarau. Sehingga masa panen, butir padi mengecil dan banyak juga petani yang gagal panen. Ini terjadi bukan hanya di Wonogiri juga terjadi di provinsi di Indonesia.
"Butir padi mengecil akibat kemarau panjang," terangnya.
Ditambahkannya, pengairan pakai sumur pompa namun air jadi sumber dari waduk tandon tidak dapat mengairi ratusan Hektare (Ha) persawahan sudah dua bulan hingga kini masih kekurangan air.
Sedangkan di Desa Singodutan. Selama tidak mendapatkan air dari saluran irigasi, terpaksa mengairi lahan sawah dari air sumur pompa.
Hampir setiap malam selama beberapa pekan sebelum panen. Untuk mengairi lahan seluas itu, harus menyediakan tiga mesin pompa diesel.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Trias Budiono, menyampaikan, ada 25 desa di tujuh kecamatan yang rawan kekeringan saat kemarau warga sudah beli air bersih untuk kebutuhan bidup sehari-hari.
Tetapi hingga kini belum ada desa atau wilayah yang mengajukan permintaan bantuan air bersih. Mungkin masih ada stok air untuk kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan sejumlah embung dan sumber air di beberapa kecamatan rawan kekeringan masih mampu untuk mencukupi kebutuhan warga.
Untuk mengatasi kebutuhan akibat kemarau panjang, pemerintah kabupaten sudah menyediakan dana bantuan senilai Rp 5 miliar apabila terjadi darurat kekeringan di Wonogiri tahun 2023 ini. (man)