Rakyat Surabaya menyambut gelegar pekik Bung Tomo pada 10 November 1945 yang menjadikannya pertempuran terhebat dalam perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.
Pada akhirnya, pada 10 November 1945 tersebut pertempuran di Kota Surabaya terpecah. Para pemuda berjuang tanpa rasa takut berkat semangat yang dikobarkan Bung Tomo melalui orasinya.
Rakyat Surabaya sempat memukul mundur pasukan Inggris meskipun Indonesia mengalami kalah. Kesuksesan ini jelas menjadi titik penting dalam sejarah perjuangan Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya.
Setelah perang melawan penjajah Inggris dan Belanda, Bung Tomo sempat menjadi menteri politik di Kabinet Burhanudin, Dwikora I dan Dwikora II.
Bung Tomo meninggal dunia saat menunaikan ibadah haji di Padang Arafah di Makkah pada 7 Oktober 1981. Jenazah Bung Tomo dibawa pulang ke Indonesia. *