3. Mengusap seperti membersihkan bagian yang sakit sambil membaca doa
“Adzhibil ba’sa rabban naas, wasyfi anta ssyaafii, laa syifaa’a illaa syifaauka, syifaa anlaa yughoodiru saqoomaa”
Yang artinya: Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya engkau dzat yang maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit (HR. Bukhari).
4. Mencari sifat penyakitnya seperti apa lalu digabungkan dengan ayat Al-Quran yang akan dibaca
Ustad Muhammad Faizar memberikan contoh penyakitnya adalah mimisan, sifat dari penyakit mimisan itu adalah deras seperti halnya banjir.
Sebuah kisah yang disampaikan oleh Ustad Faizar mengenai Syaiful Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta’ala meruqyah orang yang mimisan tersebut dengan QS. Hud Ayat 44. Dan difirmankan:
"Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi dan dikatakan. Binasalah orang-orang yang zalim.
5. Yakin bahwa Allah Maha penyembuh
Pentingnya meyakini bahwa hanya Allah yang merupakan satu-satunya Dzat yang bisa menjadi penyembuh segala penyakit. Datangnya penyakit ini juga berasal dari Allah sehingga setiap manusia hendaknya juga berharap hanya kepada Allah atas kesembuhannya.
Berdo’a dengan sungguh-sungguh dan menghadirkan hati dalam berharap kepada Allah atas pertolongan dan kesembuhan dari Allah.
Ruqyah syar’iyyah yang melibatkan cara-cara syar’i sesuai tuntunan Rasulullah dan melibatkan kekuasaan Allah SWT.
6. Mendekatkan diri kepada Allah SWT
Hubungan kedekatan seorang hamba perlu ditingkatkan lagi karena dengan begitu Allah juga akan menjaga dan memberikan perlindungan bagi hamba-Nya.
Memperbaiki hubungan dengan Allah juga bentuk taqwa dan cara meraih ridha Allah SWT. Ketika seorang hamba berusaha memperbaiki diri dan mendekat kepada Allah insyaaAllah, Allah juga akan mendatangkan kebaikan, kesembuhan dan keberkahan bagi kehidupan seseorang. (*/tik)