Merdeka pada 17 Agustus 1945, Inilah Respon dan Peran PBB Terhadap Kemerdekaan Indonesia!

Respon dan peran PBB terhadap kemerdekaan Indonesia.-Sumber foto: koranradarkaur.id-

KORANRADARKAUR.ID - Bagaimana respon dan peran PBB terhadap kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, cari tahu jawabannya di sini yuk!

United Nations (UN) atau lebih dikenal dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945. PBB memiliki peran dalam kemerdekaan Indonesia, meskipun PBB muncul setelah kemerdekaan Indonesia.

Indonesia memang mengumumkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Namun, Belanda dan tentara sekutu tidak segera mengakuinya sebagai negara merdeka. 

Dengan memboncengi tentara Sekutu, Belanda berusaha mengambil kembali Indonesia dengan mengirimkan NICA ke sana. 

Dewan Keamanan PBB membuat Committee of Good Offices (Komisi Jasa-jasa Baik) atas usul Amerika Serikat sebagai tanggapan atas Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan masalah dengan Belanda.

Di Indonesia, komisi ini disebut Komisi Tiga Negara (KTN), beranggotakan Amerika Serikat, Australia dan Belgia. KTN memiliki peran dalam penyelenggaraan Perjanjian Renville. 

BACA JUGA:Bersinar Bela Timnas Indonesia U-19, Welber Jardim Tolak Tawaran Liga 1 Indonesia

Sebelum Perjanjian Renville, tokoh-tokoh Indonesia telah pergi ke PBB untuk mendukung penyelesaian konflik Indonesia-Belanda melalui diplomasi. PPB tidak memberikan dukungan langsung kepada Indonesia pada saat itu. 

Dikutip dari www.detik.com, pada tahun 1947 Agus Salim dan Sutan Sjahrir sebagai perwakilan Indonesia berangkat ke Lake Success, New York, AS, untuk menghadiri acara sidang Dewan Keamanan PBB.

Di sini, Sjahrir, menyatakan bahwa Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati dan tidak membantah fakta yang diiungkapkan dalam persidangan.

Selain itu, Sjahrir membantah tuduhan Eelco R. van Kleffens, perwakilan Belanda, bahwa republiken (orang Indonesia) tidak beradab dan gagasan bahwa Indonesia diberi kemerdekaan oleh Jepang. 

Saat itu, Sjahrir meminta bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk berperan sebagai penengah dalam konflik Indonesia-Belanda.

Kemudian dia memutuskan untuk memaksa pasukan Belanda keluar dari wilayah republik. Namun permintaan Sjahrir tersebut belum dipenuhi.

BACA JUGA:Tradisi Unik Peringati Hari Kemerdekaan 17 Agustus

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan