Ortu Keluhkan Aturan SD di Kaur Utara, Apakah Benar? Kabid Dikdas: Sebutkan Nama Sekolahnya

KAUR UTARA – Ada orang tua salah satu SD di wilayah Kaur Utara mengeluhkan aturan di sekolah anaknya. Keluhan orang tua (Ortu) murid ini diantaranya tentang sanksi jika tidak gotong royong (Goro) dan sumbangan pembangunan water closet (WC).

Ortu harus membayar denda Rp 100 ribu jika tidak mengikuti Goro. Versi Ortu yang menyembunyikan identitasnya ini pihak sekolah sudah meminta uang sumbangan untuk fasilitas sekolah pembangunan WC.

Uang iuran diwajibkan bayar sebelum lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah (H) lalu. Selain itu, tanggal 21 April 2024 mendatang diwajibkan Goro membangun WC.

Versinya, selaku orangtua merasa keberatan atas permintaan pihak sekolah itu. Penjelasannya dalam tulisan, jika tidak mau hadir Goro pembangunan WC akan dikenakan denda.

BACA JUGA:Lonjakan Arus Balik Meningkat, Ini Kondisi Bandara Bengkulu

BACA JUGA:Talang Padang Bangun Drainase, Begini Manfaatnya Kata Kades

Selain itu, juga harus bayar Rp 15 ribu untuk pembuatan kartu anggota pramuka.

“Kami akan mendapat denda bila tidak ikut Goro dan apakah anak kelasku sudah wajib ikut anggota pramuka sehingga harus bayar Rp 15 ribu,”? tulisn melalui pesan melalui messenger.

Diakuinya, anaknya baru masuk salah satu SD di wilayah Kaur Utara sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar Rp 1.035.000.

Dengan rincian pembelian baju batik Rp 200.000, baju rumpi Rp 100.000, baju olahraga Rp 180.000, baju muslim Rp 220.000. Selanjutnya, meja kursi Rp 250.000, sampul rapor Rp 60.000 dan fas foto Rp 25.000.

BACA JUGA:5 Negera dengan Umat Islam Paling Sedikit, Jumlah Sangat Mengejutkan

BACA JUGA:Sinar Jaya Telah Salurkan BLT DD, Begini Pesan Kades dan Camat ke KPM

“Rincian diatas merupakan persyaratan masuk sekolah,” ungkap melalui tulisan.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kaur Sumari, S.Pd, M.Pd melalui Kabid Dikdas Rigunawanto, SE saat dihubungi mengatakan, diminta dengan orang tua sebutkan nama sekolahnya.