ANEH! Setiap Tahun Program Sakti di Bengkulu Selatan Selalu Batal, Bupati Selalu Punya Alasan, Ada Apa?

ROHIDI/RKa SELALU BATAL: Beberapa alasan Pemkab BS terkait Program Sakti yang dijanjikan selalu batal, Senin 25 Maret 2024.--

BENGKULU SELATAN (BS) - Masyarakat terus bertanya-tanya dengan Program Satu Keluarga Satu Ekor Sapi (Sakti) yang setiap tahunnya. Sebab program Sakti ini setiap tahunnya selalu batal, termasuk tahun anggaran 2024 ini.

Padahal, program tersebut merupakan janji kampanye Bupati BS Gusnan Mulyadi, SE, MM dan Wakilnya H Rifa'i Tajuddin, S.Sos saat mencalonkan diri beberapa tahun silam.

Namun anehnya, Bupati BS dan Wakil Bupati BS selalu punya alasan tersendiri untuk membatalkan program tersebut. Hal tersebut, tentu berimbas dengan masyarakat mulai menyebutkan jika itu hanya janji palsu.

BACA JUGA:HP Vivo Harga Rp 1 Jutaan, Simak Keunggulannya

Padahal, Program Sakti merupakan program yang masuk dalam program nasional yang bernama Paten. Dalam skala nasional, Program Paten meliputi peternakan hewan dan pembuatan pakan hewan.

Di Kabupaten BS sendiri bupati dan wabup memiliki inovasi Program Sakti sejak terpilih tahun 2020 lalu. Hanya saja, dalam perjalanannya, program tersebut terhenti.

Saat dikonfirmasi mengenai hak itu, Bupati BS Gusnan Mulyadi, SE, MM mengakui, pertama kali program tersebut sempat tidak disetujui oleh DPRD BS.

Karena dewan beralasan jika program Sakti tersebut sangat tidak masuk akal. Bahkan, program tersebut tentu membutuhkan anggaran yang sangat besar.

Namun, setelah mendengar penjelasan yang detail, rinci dan politik, akhirnya para dewan menerima program tersebut.

BACA JUGA:Mantapkan Rangkaian USBN, Ini Persiapan SMPN 15 Kaur

Sehingga, Program Sakti mulai dilakukan pertama kali tahun 2021. Namun, ditahun pertama tersebut, Indonesia dilanda Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

Sehingga secara otomatis pada tahun itu tidak boleh ada hewan ternak yang masuk ke Kabupaten BS ataupun sebaliknya.

Bahkan lebih dari itu, wabah penyakit tersebut berlanjut hingga tahun 2022 dan 2023. Hingga akhirnya, membuat program kembali batal.

"Program kami ini bukan tidak jalan, tapi karena beberapa faktor salah satunya penyakit PMK," ungkap Gusnan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan