MENGEJUTKAN! 2 Warga Bengkulu Selatan MD Akibat DBD, RSUD Dipenuhi Pasien DBD
Disinilah salah satu gedung rawat inap pasien yang ada di RSUD HD Manna, Minggu 17 Maret 2024. Foto: ROHIDI/RKa--
BENGKULU SELATAN (BS) - Keganasan penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten BS kian mengkhawatirkan. Pasalnya, sudah ada 2 warga di BS yang meninggal dunia (MD) akibat terjangkit DBD.
Lebih mengerikannya lagi, penyakit yang dikenal memang sangat mematikan tersebut rentan menyerang anak-anak. Hal tersebut terbukti, 1 dari 2 orang korban MD akibat DBD tersebut merupakan bocah berusia 7 tahun.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Radar Kaur (RKa), kedua korban meninggal dunia akibat terjangkit penyakit DBD tersebut yakni, 1 orang berasal dari Kecamatan Pino dan 1 lagi warga Kelurahan Ibul Kecamatan Kota Manna.
Bahkan, sejak beberapa pekan terkahir diketahui pasien yang dirawat di RSUD Hasanuddin Damrah (RSUD HD) Manna dipenuhi oleh para pasien penderita penyakit menular DBD.
BACA JUGA:MENGEJUTKAN! 128 PPPK Guru BS Dievaluasi, Hasilnya Diperpanjangan Kontrak atau Diputuskan
Tomi (44) warga Kelurahan Ibul Kecamatan Kota Manna mengungkapkan, penyakit DBD akhir-akhir ini memang kian mengganas. Bahkan, telah memakan korban hingga MD.
Kondisi ini tentu sebutnya sangat mengkhawatirkan bagi seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten BS. Terutama, masyarakat yang mempunyai anak Balita.
"Iya benar, ada satu warga kami yang meninggal dunia akibat diserang DBD. Korban meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit," katanya.
Tomi meminta, kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan lagi kondisi penyebaran penyakit tersebut. Karena, DBD tidak lagi main-main dan sudah memakan korban jiwa.
BACA JUGA:Berdiskusi, SDN 14 Kaur Adakan Komunitas Praktisi
BACA JUGA:Ramdan, Ini Langkah Guru SDIT Al Wasi' Kaur untuk Memotivasi Murid Berpuasa
"Ini harus dijadikan pembelajaran bagi pemerintah. Jangan sampai ke depannya ada lagi korban meninggal dunia akibat penyakit tersebut," pintanya.
Masih kata Tomi, pemerintah jangan hanya bisanya melakukan sosialiasi ataupun fogging saja. Pemerintah juga tidak bisa serta merta menyalahkan masyarakat.