Tolak Neo Orba! Mahasiswa Indonesia Bersatu, Lakukan Ini

Salah seorang anggota MIB saat membagikan hasil kajian kepada salah seorang mahasiswa--

RADAR KAUR - Sejumlah mahasiswa mengatasnamakan gerakan Mahasiswa Indonesia Bersatu (MIB) menggelar aksi membagikan hasil sebuah kajian.

Aksi tersebut dilakukan serentak di seluruh Indonesia Kamis 11 Januari 2024, pukul 11.00 waktu di daerah masing-masing. 

Di Solo Raya, aksi serentak digelar di 13 kampus yakni, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Islam Batik (Uniba), Universitas Surakarta (Unsa), dan Universitas Tunas Pembangunan (UTP).

Kemudian Universitas Slamet Riyadi (Unisri), Universitas Setia Budi Surakarta (USBS), UIN RM Said, Universitas Pignatelli Triputra, Universitas Veteran (Univet) Sukoharjo, Institut Maba'ul Ulum Surakarta, Universitas Muhammadiyah Karanganyar, dan ISI Surakarta.

BACA JUGA:Rumah Tusuk Sate Bikin Apes, Penjelasannya Bikin Merinding

BACA JUGA:Warga Laporkan Kades ke Polres Kaur, Anggap DD Tidak Tepat Guna

Di depan kampus UNS di Jalan Ir. Sutami para aktivis mahasiswa membagi-bagikan cetakan yang telah mereka bawa, kepada sesama mahasiswa yang keluar dan masuk pintu gerbang kampus.

Sebagian lainnya membagikan kepada para pengguna jalan, dan ada juga yang membagikan cetakan tersebut kepada para pedagang di sekitaran pintu gerbang.

Dikutip dari jateng.jpnn.com, Koordinator gerakan MIB untuk Solo Raya Rayhan mengatakan, pihaknya menggelar Aksi Mahasiswa Berbagi ini dengan membagikan hasil kajian terkait noktah hitam perjalanan bangsa, rekam jejak kekerasan di masa lalu,

pengkhianatan demokrasi, hingga pembegalan amanat reformasi oleh para konspirator yang patut diduga sebagai kekuatan Neo Orde Baru (Orba) yang ingin membangun kembali rezim otoriter bercorak militeristik

“Kami membagikan 5.000 eksemplar cetakan hasil kajian bersama,” ujarnya.

Reyhan mengatakan, pembagian cetakan hasil kajian bertujuan membangun kesadaran bersama, bahwa masih ada persoalan-persoalan penting yang belum terselesaikan. Namun kemudian ditutup-tutupi dengan berbagai cara oleh para pelakunya.

Apalagi pihak-pihak para pelaku saat ini mempunyai kepentingan politik bersama, untuk meraih kekuasaan lewat Pilpres 2024 mendatang. 

“Karena itu kami ungkap kasus penculikan aktivis dan daftar korban yang hingga kini masih hilang. Semua kalangan harus disadarkan bahwa, sedang ada ancaman besar bagi Indonesia ke depan jika para pelaku kejahatan HAM dan pelanggar konstitusi berkuasa," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan