Indonesia Berikan Beasiswa bagi Mahasiswa Afghanistan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan dengan media dalam pembahasan pemberian beasiswa kepada mahasiswa Afganistan. --

RADAR KAUR - Pemerintah Indonesia untuk kesekian kalinya memberikan beasiswa kepada mahasiswa Afghanistan. Kali ini, beasiswa diberikan kepada 11 pelajar, yang terdiri atas lima laki-laki dan enam perempuan.

Dikutip dari rri.co.id, Menlu Retno Marsudi mengatakan, sudah ada beberapa penerima beasiswa dari Afghanistan yang ditemuinya, yang kuliah di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Serta akan ke Yogyakarta bertemu dengan para penerima beasiswa yang kuliah di Universitas Muhammadiyah.

BACA JUGA:Eks Komisioner Bawaslu Terpilih Jadi Ketua KPU BS, Berikut Pengisian 5 Divisinya

“Kita tidak hanya memberikan beasiswa hanya untuk perempuan, karena pendidikan itu untuk semua. Jadi, selalu ada laki-laki di dalam beasiswa dari Indonesia,” ungkapnya. 

Menurutnya, langkah pemerintah Indonesia memberikan beasiswa kepada pelajar Afghanistan juga menginspirasi negara lain. Seperti, Belanda dan Norwegian, yang bahkan telah melakukan kesepakatan dengan sejumlah universitas di Indonesia. Meskipun, secara jumlah masih terbatas, tapi ini sudah memicu keinginan negara lain untuk berpartisipasi. Sehingga Indonesia sudah menerima tawaran berkolaborasi dari Norwegia dan Belanda. 

Sehingga sudah terkonfirmasi dari Rektor UIII bahwa Belanda dan Norwegia sudah menandatangani MoU. Jepang disesi diskusi di Tokyo mengenai 'Women, Peace, and Security' tampaknya tertarik dan menghubungi Indonesia untuk dapat menyumbang. 

“Kegiatan yang kita lakukan ini juga menginspirasi negara lain untuk melakukan hal yang sama. Indonesia saat ini sudah menerima kolaborasi dari Norwegia dan Belanda,” ujarnya.

Retno menjelaskan, pemberian beasiswa untuk pelajar Afghanistan, bisa dilakukan dengan mekanisme kolaborasi. Misalnya, dengan melibatkan pembiayaan dari pemerintah maupun filantropis Indonesia dan negara-negara sahabat. Seperti teman-teman mengambil beasiswa biasanya S2 sesuai kebutuhan, sekolah di Indonesia dan biayanya bisa sumbangan bersama. Misalnya biaya tiket ditanggung Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), yaitu lembaga dana kerja sama pembangunan internasional.

Dengan begitu, ketertarikan negara lain untuk berkolaborasi memberikan beasiswa kepada pelajar Afghanistan dimulai setelah pelaksanaan ICAWE yaitu, International Confrence on Afghan Womens’ Education atau Konferensi Internasional tentang Pendidikan Perempuan Afghanistan di Bali tahun lalu. 

“Biaya hidupnya itu ada yang datang dari pemerintah asing, dalam hal ini bisa dari Belanda maupun Norwegia. Ada juga datang dari filantropis Indonesia, dan ini hasil dari ICAWE pada tahun lalu dan tahun ini di Doha, Qatar,” ucap Retno.(*/fps)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan