Posyandu Bisa Cegah Stunting, Simak Alasannya

IST/RKa POSYANDU: Pemeriksaan bayi dalam kegiatan Posyandu di Desa Muara Sahung Kecamatan Muara Sahung, Jumat (8/12).--

MUARA SAHUNG - Secara rutin mengikuti Posyandu, baik ketika fase kehamilan sampai dengan anak usia Bawah Lima Tahun (Balita). Disebut-sebut menjadi ikhtiar pencegahan bayi terlahir stunting. Alasannya karena dilakukan pemantauan tumbuh kembang anak sejak janin hingga bayi balita.

Kepala Puskesmas Muara Sahung Maya Afianti, SKM menjelaskan, kekuatan utama Posyandu adalah deteksi awal gejala stunting pada anak usia 0-23 bulan. Sehingga ketika ditemui gejala dapat segera dilakukan tindakan sejak dini. Seperti penanganan medis, perbaikan gizi dan lainnya. 

Dikatakannya, stunting dapat dihindari sebelum anak berusia dua tahun atau 24 bulan. Ini melalui pengisian kurva Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan secara rutin oleh petugas di Posyandu.

Baik itu kader, petugas gizi dan bidan bidan. KMS berguna mendeteksi kecurigaan terjadinya stunting pada anak. 

"Balita dideteksi mengalami gangguan pertumbuhan di Posyandu dapat segera ditindaklanjuti untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan Puskesmas atau rumah sakit. Jika terdapat anak yang berpotensi stunting tentunya seluruh elemen Posyandu mengadakan evaluasi untuk dicari faktor penyebab dan risiko," ujar jelas Maya, Sabtu (9/12).

Tak hanya itu saja, lanjutnya, kader Posyandu nantinya juga melakukan kunjungan ke rumah-rumah. Ini untuk menilai faktor resiko stunting. Diantaranya memastikan kelayakan sanitasi.

Dengan tugas memantau langsung di lapangan. Karenanya, Posyandu disebut sebagai ujung tombak pencegahan stunting.

"Mari sama-sama berdayakan Posyandu untuk mewujudkan Kaur bebas Stunting," tandasnya. (yie)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan